JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta distribusi alat kesehatan seperti alat pelindung diri (APD), termasuk masker dilakukan dengan baik. Alasannya, masyarakat yang sehat kini wajib memakai masker jika akan keluar rumah untuk menghindari penyebaran COVID-19. Kini, Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Achmad Yurianto pun menggunakan masker. Ada pesan di sana.
Jokowi, sebelum rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor sempat memberi keterangan. Jokowi mengatakan, seiring perkembangan situasi, imbauan soal masker ini telah berubah dan berbeda dengan pernyataan World Health Organization (WHO) di awal terjadinya pandemi COVID-19.
Di awal pandemi ini, WHO hanya menganjurkan masker digunakan untuk mereka yang sakit, kini mereka yang sehat juga diwajibkan untuk menggunakan masker jika akan berpergian.
Lewat penggunaan masker ini, pemerintah memberi pesan bahwa kemungkinan jumlah masyarakat yang kini berpotensi membawa virus sudah teramat besar. Hal itu dibaca oleh Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dr. Syahrizal Syarief.
Menurutnya, kondisi ini diperburuk dengan sifat COVID-19 yang dalam banyak kasus tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak pembawa virus yang tak menyadari kondisinya. "Karena saat ini kalau kita keluar rumah, tidak jelas siapa yang sakit dan bisa jadi penular," kata Syahrizal.
Pemerintah juga ingin menumbuhkan kesadaran bahwa penanganan COVID-19 harus dihadapi dengan sungguh-sungguh. Menjaga diri dan orang-orang di sekitar jadi faktor yang sama penting. Meski begitu, ada penekanan yang disampaikan pemerintah. Masyarakat dapat menggunakan masker kain agar masker medis dapat dimanfaatkan untuk para petugas medis di garda terdepan.
"Saya minta juga penyiapan masker betul-betul disiapkan dan diberikan pada masyarakat. Karena kita ingin setiap orang yang keluar rumah wajib memakai masker," kata Jokowi, Senin, 6 April.
"Di awal dulu WHO menyampaikan yang memakai masker itu hanya yang sakit. Tapi, sekarang enggak. Semua yang keluar rumah pakai masker," tegas dia.
Diketahui, Yuri sudah meminta tiap orang baik mereka yang sehat maupun yang sakit untuk menggunakan masker. Padahal, di awal penyebaran COVID-19, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kerap menyatakan mereka yang sehat tak perlu menggunakan masker.
Seperti Jokowi, Yurianto juga menyebut penggunaan masker bagi seluruh masyarakat ini atas rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO). "Sesuai dengan rekomendasi dari WHO, kita jalankan masker untuk semua," tegas dia dalam konferensi persnya di akun YouTube milik BNPB, Minggu, 5 Maret.
Untuk memberikan contoh pada masyarakat, dalam tayangan di akun YouTube BNPB pada Senin, 6 April, Achmad Yurianto yang menjelaskan mengenai 'Sukses Isolasi Mandiri Selama 14 Hari' tampak menggunakan masker berwarna coklat tua. Padahal, sebelumnya, Achmad Yurianto tak pernah menggunakan masker setiap muncul menyampaikan update jumlah kasus COVID-19 di Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan ada tiga masker yang bisa digunakan untuk menghalau virus tetsebut. Tiga jenis itu adalah masker kain, masker bedah dan masker N95.
Bagi petugas medis yang bekerja menangani pasien infeksi termasuk COVID-19 idealnya menggunakan masker berjenis N95. Sementara masker bedah bisa digunakan untuk mereka yang sakit atau tenaga kesehatan lainnya.
BACA JUGA:
Lainnya, seperti dijelaskan di atas, masker kain bisa digunakan oleh masyarakat saat berada di tempat umum atau ketika berinteraksi dengan orang lain.
"Untuk dokter dan perawat gigi ditekankan menggunakan masker dengan jenis N95. Kami mengetahui ada beberapa tenaga dokter gigi yang telah gugur, maka dari itu disarankan untuk menggunakan masker N95,” jelas Wiku.
"Masker ini dapat terbuat dari kain minimal tiga lapis yang dapat digunakan oleh masyarakat, dan apabila mulai basah bisa diganti," tambahnya.