MAKASSAR – Hujan deras yang melanda Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk di area rumah dinas Gubernur Sulawesi Selatan. Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Zudan Arif Fakrulloh, langsung meninjau kondisi rumah dinasnya yang terdampak banjir melalui video amatir yang kemudian beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, Zudan tampak mengenakan payung dan menggulung celananya saat berjalan di halaman rumah dinas yang tergenang air. Ia memperhatikan ketinggian air yang menggenangi lapangan futsal serta area sekitar, lalu memanggil Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel, Astina Abbas, dan Kepala Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang, Andi Darmawan Bintang, untuk segera menangani situasi tersebut.
Menurut Zudan, genangan air berasal dari luapan drainase di sekitar Jalan Sungai Tangka dan Jalan Sungai Saddang, yang berada di belakang rumah dinas gubernur.
"Rumah jabatan ini halamannya paling rendah dibandingkan jalan di depan dan di belakang, sehingga air masuk ke halaman," ujar Zudan, Minggu 15 Desember.
Meski air menggenangi pekarangan, Zudan memastikan bahwa banjir tidak sampai masuk ke dalam ruang tamu rumah dinas. "Alhamdulillah, malam hari ini air sudah surut," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zudan juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan seluruh kepala daerah di Sulawesi Selatan untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem, seperti banjir dan tanah longsor.
"Saya sudah mengeluarkan surat edaran untuk mengantisipasi bencana akibat curah hujan yang tinggi. Mohon diperhatikan, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga bencana lainnya," tegasnya.
Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar sejak pagi hingga petang mengakibatkan banjir di sejumlah ruas jalan dan permukiman warga dengan ketinggian air yang bervariasi. Sejumlah titik genangan disebabkan oleh luapan air dari drainase dan kanal-kanal yang tidak mampu menampung debit air hujan.
BACA JUGA:
Selain rumah dinas gubernur, beberapa wilayah lain di Kota Makassar juga dilaporkan terdampak. Air yang meluber dari kanal dan drainase menggenangi jalanan hingga masuk ke permukiman warga.
Situasi ini menyoroti perlunya penanganan infrastruktur drainase yang lebih baik untuk memitigasi banjir di masa mendatang, terutama di wilayah yang menjadi pusat pemerintahan dan permukiman padat penduduk.