Pascakebakaran Pasar, Pemprov DKI Sisir Gedung yang Tak Penuhi Standar Keselamatan Kebakaran
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Foto: Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengaku telah meminta jajaran Pemprov DKI untuk menyisir semua gedung-gedung di Jakarta. Tujuannya untuk memetakan bangunan yang belum memenuhi standar keselamatan kebakaran. 

Hal ini menyusul peristiwa kebakaran yang terjadi di dua pasar Ibu Kota beberapa waktu lalu.

"Saya sudah minta badan, dinas, SKPD terkait untuk mendata mana gedung-gedung yang sudah memenuhi standar pengamanan, pencegahan terkait bahaya kebakaran, mana yang belum," kata Riza di Balai Kota DKI, jakarta Pusat, Selasa, 13 April.

Jika ditemukan ada gedung yang belum memenuhi standar keselamatan atas potensi kebakaran, maka Pemprov DKI akan meminta gedung tersebut memperbaikinya. Hal ini dimaksudkan agar mencegah kebakaran terjadi.

"Kita cari sama-sama solusinya, sampai gedung-gedung di Jakarta kita ini supaya memenuhi standar tidak mudah terbakar, supaya penanganannya cepat, di semua gedung," ucap Riza.

"Kita pastikan, kita ingin semua gedung di Jakarta (penuhi standar keselamatan). Saya sudah minta dinas terkait untuk melakukan evaluasi," tegasnya.

Pada 8 April lalu, Pasar Lontar atau Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat terbakar dan menghanguskan 174 kios. Kerugiannya capai Rp1 miliar. Lalu, pada 12 April, kebakaran melanda 389 kios Pasar Inpres Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan kerugian mencapai Rp2 miliar.

Harapan peningkatan keuntungan ekonomi atas tingginya kebutuhan warga yang membeli bahan pangan saat memasuki bulan Ramadan, bagi pedagang yang dagangannya terbakar, seakan pupus.

Ketua DPW IKAPPI DKI Jakarta Miftahudin menyebut peristiwa dua kebakaran pasar ini menjadi alarm bagi Gubernur Anies Baswedan untuk melakukan upaya pencegahan agar kebakaran tak lagi melanda pasar-pasar di Ibu Kota.

"IKAPPI mendorong agar PD Pasar Jaya dan Pemprov DKI bisa menjadikan dua kebakaran pasar ini sebagai alarm bagi pasar-pasar yang ada di DKI Jakarta untuk lebih waspada," ujar Miftahudin.

Miftahudin meminta Pemprov DKI menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) agar para pedagang bisa menangani kebakaran secara dini, selagi menunggu penanganan petugas pemadam kebakaran tiba.

"Kita tahu bahwa kebakaran di bulan Ramadan merupakan pukulan berat bagi pedagang pasar. Jika itu tidak diantisipasi dengan baik maka akan menimbulkan kerugian yang cukup besar," ungkap dia.