Bagikan:

JAKARTA - Disgulkamat DKI Jakarta menyimpulkan bahwa kebakaran di 8 RT kawasan Kemayoran diduga terjadi karena adanya korsleting listrik. Kobaran api menghanguskan sedikitnya 200 rumah semi permanen milik warga pada Selasa, 10 Desember, kemarin.

Peristiwa kebakaran yang terjadi di Jalan Kemayoran Gempol RT 02 sampai 09 di RW 05 Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran ini baru padam pada Selasa malam. Dampak akibat kebakaran, 1.800 jiwa terpaksa mengungsi di gedung sekolah.

Menurut L (57) warga sekitar, status kepemilikan tanah di lokasi area terbakar tidak sepenuhnya milik hak pribadi warga.

"Tanah di sini campur, ada yang milik pribadi, ada yang sewa, ada tanah garapan juga," ujar L kepada VOI di lokasi, Kamis, 12 Desember.

Menurut L, kebakaran yang terjadi di wilayahnya karena korsleting aliran listrik dari kompor listrik.

Sementara dari keterangan korban kebakaran lainnya, W (40) mengatakan, dirinya berharap kepada pemerintah agar dapat dibangun kembali rumah mereka yang hangus terbakar.

"Mau, kalau dibangun rumah mah. Iyalah, kalau dibantu mau, dibangun di lokasi yang sama disitu," harap L.

Wanita yang memiliki satu orang putra itu mengatakan jika status tanah di lokasi kebakaran bukan tanah miliknya secara pribadi. Namun untuk bangunan rumah yang terbakar, merupakan miliknya pribadi.

"Ya tidak tahu juga, itu pemerintah juga. Hanya numpang aja," ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan pemindahan korban kebakaran di Jalan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, ke rumah susun (rusun) yang ada di Jakarta.

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi menjawab pers terkait penanganan korban kebakaran Kebon Kosong seperti korban kebakaran Manggarai yang mendapatkan unit di Rusunawa Pasar Rumput.

"Mereka itu ada yang memang rumah sendiri, ada yang rumah kontrakan. Saya belum mengambil keputusan. Tapi saya coba diskusikan," kata Teguh di posko pengungsian SDN 09 Kebon Kosong, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Desember.

Teguh sempat berbincang dengan para pengungsi terkait rencana perpindahan rumah ke rusun terdekat.

"Sebagian ada yang menjawab langsung setuju, sebagian masih diam, tapi ini kan masih dalam artian belum keputusan ya. Pastinya kami akan verifikasi, akan data terkait masalah tersebut," ujar Teguh.