Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat akan bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan di Suriah, untuk membantu memanfaatkan peluang yang muncul setelah pemberontak menggulingkan Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, kata Presiden Joe Biden pada Hari Minggu.

"Akhirnya, rezim Assad telah jatuh," kata Presiden Biden, melansir Reuters 9 Desember.

Presiden Biden dan para pembantu keamanan nasional utamanya mengamati Timur Tengah yang tampak baru yang mungkin muncul setelah pasukan pemberontak menggulingkan Assad dalam waktu kurang dari seminggu.

Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, Suriah berada dalam periode risiko dan ketidakpastian, pertama kalinya dalam beberapa tahun baik Rusia, Iran, maupun organisasi militan Hizbullah tidak memiliki peran yang berpengaruh di Suriah.

"Selama bertahun-tahun, pendukung utama Assad adalah Iran, Hizbullah dan Rusia. Namun selama seminggu terakhir, dukungan mereka runtuh karena ketiganya jauh lebih lemah saat ini daripada saat saya menjabat," kata Presiden Biden, yang menjadi presiden pada tahun 2021.

Ia mengatakan, Suriah menghadapi periode "risiko dan ketidakpastian", dengan Amerika Serikat akan membantu semampunya.

"Saat kita semua beralih ke pertanyaan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, Amerika Serikat akan bekerja dengan mitra dan pemangku kepentingan di Suriah untuk membantu mereka memanfaatkan peluang guna mengelola risiko," jelas Presiden Biden.

Ia menambahkan, pasukan AS melakukan lusinan serangan presisi di Suriah yang menargetkan kamp-kamp dan operasi ISIS pada Hari Minggu, guna mencegah kelompok militan itu bangkit kembali.

"Ini adalah momen bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara mereka yang bangga. Ini juga merupakan momen penuh risiko dan ketidakpastian," kata Presiden Biden.

Terpisah, seorang pejabat senior Negeri Paman Sam memperingatkan, Amerika Serikat tidak berencana untuk menawarkan cetak biru bagi Suriah di masa mendatang.

"Masa depan akan ditulis oleh warga Suriah," kata pejabat itu kepada wartawan.

Amerika Serikat mencermati pernyataan dari organisasi pemberontak HTS (Hayat Tahrir Al-Sham) yang mengusir Assad. Kelompok itu "mengatakan hal yang benar" pada tahap ini, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang akan terjadi di Suriah, pejabat itu menambahkan.

Amerika Serikat akan berupaya untuk memastikan keamanan persediaan senjata kimia di Suriah, kata pejabat senior AS, tanpa menjelaskan lebih lanjut kecuali mengatakan tidak akan ada peran bagi pasukan AS di lapangan dalam upaya ini.

Seorang pejabat senior AS kedua mengatakan kepada Reuters, Washington kemungkinan akan mempertahankan sekitar 900 tentaranya di Suriah timur sebagai pertahanan terhadap militan ISIS.