JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 2.200 kepala keluarga (KK) pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mulai menempati hunian sementara (huntara) pada akhir tahun ini.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan sebanyak 420 unit bangunan huntara yang akan disiapkan untuk ribuan keluarga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki itu.
“Satu unit huntara ada lima pintu untuk dihuni lima keluarga. Saat ini sudah ada 14 unit huntara dibangun dan proses pembangunan kami kejar akhir tahun ini bisa selesai,” katanya dilansir ANTARA, Selasa, 3 Desember.
BNPB optimistis proses pembangunan huntara lengkap dengan ketersediaan air bersih yang dilakukan oleh prajurit Yonzipur/YKR Kodam IX/Udayana itu berjalan dengan lancar, sehingga bisa segera dihuni oleh para pengungsi.
Menurut Abdul, meskipun bersifat sementara, bangunan tersebut memiliki spesifikasi yang kuat, karena konstruksinya dari rangkaian baja ringan dan juga lokasinya jauh di luar radius bahaya lontaran material vulkanik ataupun banjir lahar dingin.
BACA JUGA:
Pihaknya memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan dari ancaman bahaya menjadi hal yang paling diprioritaskan mengingat aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang masih berlangsung dan ditambah kondisi yang mulai memasuki musim hujan.
“Kita tahu adanya bahaya, karena sudah memasuki musim hujan, sehingga tidak mungkin dan sangat riskan bagi para pengungsi, khususnya bagi kelompok rentan bertahan di tenda terbuka,” kata dia.
Kepala BNPB Suharyanto beserta rombongan pada Kamis (4/12) pagi diagendakan memastikan secara langsung proses pembangunan huntara dan penanganan 4.419 orang korban di pengungsian terpusat berjalan dengan baik, termasuk urusan mempersiapkan rencana merelokasi tempat tinggal yang tetap bagi para korban bencana di Flores Timur.