Bagikan:

JAKARTA - Ketua Pusat Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Mohammad Nasih menegaskan peserta yang tidak hadir pada ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) otomatis gugur, karena panitia tidak menyediakan sesi cadangan.

"Peserta gugur jika tidak hadir dalam UTBK dengan alasan apapun, termasuk COVID-19," ujar Prof Nasih, saat meninjau UTBK hari pertama di Kampus Universitas Airlangga Surabaya, dilansir Antara, Selasa, 13 April.

Rektor Unair tersebut juga telah mengimbau agar peserta melakukan isolasi mandiri sebelum pelaksanaan UTBK.

"Sehingga memang jika tidak bisa hadir karena alasan COVID-19, kami tidak bisa mengakomodasi di sesi cadangan, tapi uang pendaftaran akan dikembalikan," ucap dia.

Sesi cadangan ini pada tahun lalu digunakan untuk peserta yang tidak bisa mengikuti jadwal karena sakit ataupun hasil tes cepatnya reaktif.

Namun, kata dia, karena banyaknya peminat UTBK pada tahun ini, maka sesi cadangan akhirnya digunakan sebagai sesi tambahan yang terjadwal.

"Kalau kami mengeluarkan sesi cadangan tambahan, maka kami harus menyiapkan soal lagi, sedangkan soal sudah kami siapkan sebelumnya sesuai dengan jumlah sesi. Dan pastinya kualitas soalnya akan berbeda nantinya. Tidak mungkin kami memakai lagi soal yang sudah kami keluarkan," katanya.

Sementara itu, pelaksanaan UTBK secara nasional dikatakan Prof Nasih belum ada laporan berarti.

Meskipun ada universitas yang servernya sempat belum siap, dan gardu PLN meledak, namun panitia pusat UTBK berhasil menanganinya.

Selain itu, Unair juga menerapkan sampling tes cepat di semua lokasi ujian di kampus, dan hasilnya semua non-reaktif, bahkan ada beberapa peserta yang sudah membawa surat tes cepat.

"Di setiap lokasi kami ambil 10 peserta untuk dites, dan nanti akan kami evaluasi. Kalau hasilnya bagus, mungkin akan kami turunkan jumlah samplingnya," kata dia.

Sampling tes, lanjut Prof Nasih, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peserta akan menjaga kesehatannya sebelum mengikuti ujian.