JAKARTA - Yayasan kemanusiaan nonprofit DoctorSHARE kini memiliki tambahan rumah sakit apung (RSA) Kapal Phinisi dr. Lie Dharmawan III yang dinamai Putra Tomia yang akan melayani kesehatan masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
"Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam penyediaan akses pelayanan kesehatan terpadu yang berkualitas dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat hingga ke pelosok-pelosok daerah atau pulau terpencil," ujar Ketua Pengurus Yayasan Dokter Peduli Tutuk Utomo Nuradhy di Ancol, Jakarta, Minggu.
Kapal tersebut merupakan unit RSA ketiga DoctorSHARE, setelah RSA Nusa Waluya II dan RSA dr. Lie Dharmawan II (Bahenol II). RSA dr. Lie Dharmawan III (Putra Tomia) diperkenalkan di Batavia Marina, Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu.
RSA Nusa Waluya II berjenis kapal tongkang yang kini sedang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Yapen, Papua. Sementara RSA dr. Lie Dharmawan II (Bahenol II) tengah bersandar setelah melakukan perjalanan ke berbagai wilayah.
RSA dr. Lie Dharmawan III (Putra Tomia) setara dengan rumah sakit darat Tipe D. Kapal bertipe phinisi ini dilengkapi dengan fasilitas elektrokardiogram (EKG), ultrasonografi (USG), laboratorium, kamar operasi, ruang resusitasi, dan ruang pemeriksaan pasien.
Rumah Sakit Kapal ini direncanakan akan melayani masyarakat di wilayah Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Kutai Timur pada 2025 mendatang. Kapal ini dikhususkan bagi daerah-daerah sekitar di area sungai.
BACA JUGA:
Menurut Tutuk, tantangan geografis di Kalimantan Timur sangat besar sehingga akses ke layanan kesehatan masih belum merata terutama di luar perkotaan.
"Kami memilih desa-desa di sepanjang Sungai Mahakam dan sungai lain yang membentang di Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara sebagai lokasi pertama pelayanan medis RSA dr. Lie Dharmawan III (Putra Tomia) dengan harapan dapat membantu pemerintah daerah dalam menghadirkan akses pelayanan kesehatan di sana," kata Tutuk, seperti dikutip Antara.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, jumlah dokter di Kalimantan Timur sebanyak 2.882 orang, namun 65,82 persen dokter masih terpusat di perkotaan yaitu di Balikpapan, Samarinda, dan Bontang.
Begitupun dokter spesialis menurut Dinas Kesehatan Kaltim pada tahun 2023 berjumlah 803 dokter, namun 70,48 persen dokter spesialis terpusat di Balikpapan, Samarinda, dan Bontang.
Selama 15 tahun berdiri, DoctorSHARE melakukan pelayanan medis dengan sistem "jemput bola" dengan berbagai program seperti Rumah Sakit Apung atau Kapal (RSA/RSK) yang berjumlah tiga unit, dokter terbang, klinik, pelayanan medis urban, dokter kecil, Program TB.
Kemudian, program Intervensi Kaki Pengkor, Program Katarak, Urban Stunting, Penanggulangan Anemia Remaja Putri, Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Mental, dan sebagainya.