Bagikan:

JAKARTA - Kehadiran judi online sudah membawa banyak dampak negatif untuk para pemainnya. Tidak hanya masalah keuangan, Kementerian Komunikasi dan Digital juga menyebutkan bahwa judi dapat memengaruhi mental seseorang seperti memicu stres kronis, kecemasan, hingga depresi.

Menariknya, seorang konten kreator yang salah satu fokusnya adalah edukasi terkait judi online, Ferry Irwandi, mengatakan bahwa judi online sudah membawa adiksi untuk para pemainnya.

“Nah sekarang ini ngomong lagi soal behavior masyarakat yang sudah melekat, para pemain judi online itu, mereka bukannya tidak tahu mereka sedang dibodohi, tapi, hormonal orang yang sudah ketagihan, adiksi,” kata Ferry dalam diskusi publik Forwat X DANA "Memutus Mata Rantai Judi Online Demi Ekosistem Digital yang Sehat” yang diselenggarakan pada Jumat, 29 November.

Menurutnya, judi online membawa efek seperti rokok, yang membuat para perokok ketagihan. Karena sekarang, pemain judi online sudah tidak lagi peduli dengan sensasi menang atau kalah, tetapi karena sudah ketagihan bermain judi online.

“Sama kaya semua perokok, mereka tahu itu tidak sehat, tapi ya we need to smoke. Dan kaya main judi, bukan lagi sensasi menang, atau kalah lagi yang dicari, ketika rolade itu diputar, maaf, itu ibarat cuma dengan judi kamu bisa ejakulasi berkali-kali,” jelasnya lebih lanjut.

Fakta mengejutkan ini juga dibuktikan oleh sebuah riwayat transaksi judi online oleh salah satu pemain yang dibagikan oleh Deputi Analisis dan Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Danang Tri Hartono di waktu yang sama.

Dalam sebuah slide yang presentasinya, Danang menunjukkan bagaimana satu pemain judi online tersebut terus melakukan deposit walau dia sudah kalah berkali-kali.

Dan dalam keterangan transfernya, tidak jarang orang tersebut memaki para bandar dengan kata kasar, atau memohon belas kasihan para bandar untuk menang. Berikut ini beberapa bukti keterangan transaksi seseorang yang melakukan deposit terus menerus untuk bermain judi online/

“Asu bandar mati aja lo”

“Depo lagi depo lagi rungkad”

“Kasih menang dong saya yatim”

“Kalau kalah lagi saya gak main”

“Judi sesat”

Namun, walau sudah mengetahui mereka ditipu, fakta tersebut menggambarkan bagaimana adiksi judi online membuat pemain rela menghabiskan uang, bahkan dalam kondisi kerugian yang jelas.

Maka dari itu menurut Ferry, menangani judi online ibarat mencoba mengurai benang kusut. “Bandarnya berada di luar negeri, mau bakar server, servernya sudah di luar negeri,” katanya.

Dengan demikian, Ferry menekankan pentingnya kerja sama tidak hanya pemerintah dan stakeholder terkait untuk menangani masalah ini. "Kita sama-sama cari jalan menangani masalah ini," ujarnya. Meski sulit, ia optimis bahwa edukasi dan pendekatan yang tepat bisa membantu masyarakat keluar dari jerat adiksi.