Bagikan:

JAKARTA - Serangan militer Israel menewaskan 26 warga Palestina di Jalur Gaza. Pasukan Israel meningkatkan pemboman di wilayah tengah dan tank-tank bergerak lebih jauh ke utara dan selatan daerah tersebut.

Serangan pada Kamis, 28 November ini terjadi sehari setelah Israel dan Hizbullah yang didukung Iran memulai gencatan senjata di Lebanon, menghentikan permusuhan yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun.

Gencatan senjata Lebanon meningkatkan harapan di antara banyak warga Palestina di Gaza akan kesepakatan serupa dengan Hamas, yang menguasai daerah tersebut.

Operasi militer Israel – dengan tujuan untuk memberantas militan Hamas setelah serangan mematikan kelompok tersebut di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 – telah menghancurkan wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang tersebut.

“Saya berharap gencatan senjata akan terjadi seperti yang terjadi di Lebanon. Saya hanya ingin membawa anak-anak saya melihat tanah saya, rumah saya, untuk melihat apa yang mereka lakukan terhadap kami, saya ingin hidup aman,” kata Amal Abu Hmeid , seorang wanita pengungsi di Gaza dilansir Reuters.

“Insyaallah kita akan melakukan gencatan senjata,” katanya sambil duduk di halaman sekolah yang menampung keluarga pengungsi di Khan Younis di Jalur Gaza selatan.

Halamannya dipenuhi tanah dan air mengalir dari tempat orang-orang mencuci pakaian. Pakaian-pakaian disebarkan di luar ruang kelas sementara anak-anak bermain di dekatnya.

“(Hidup) itu indah (sebelum perang). Sekarang tidak ada yang indah, semuanya hilang. Rumah kami hilang, saudara-saudara kami hilang, dan tidak ada yang tersisa. Sekarang kami hampir tidak mendapatkan satu kali makan a hari ini kami bahkan tidak bisa mendapatkan roti,” kata Abu Hmeid kepada Reuters.