JAKARTA - Angkatan Laut Korea Selatan berhasil menerbangkan pesawat nirawak sayap tetap dari kapal Angkatan Laut untuk pertama kalinya, kata para pejabat bulan ini, sebagai bagian dari upaya untuk memajukan teknologi kendaraan udara tak berawak yang semakin penting dalam peperangan modern.
Dalam uji coba yang dilakukan, prototipe pesawat nirawak Mojave, yang dikembangkan oleh perusahaan AS General Atomics Aeronautical System, lepas landas dari kapal serbu amfibi ROKS Dokdo (LPH-6111) seberat 14.000 ton dan terbang di atas perairan di atas Laut Timur sambil tetap menjaga komunikasi dengan kapal dan Komando Udara Angkatan Laut, menurut Angkatan Laut.
Pesawat nirawak dengan kemampuan lepas landas dan mendarat pendek (STOL), lepas landas dari landasan pacu sepanjang 70 hingga 90 meter, berukuran panjang 9 meter dan lebar 16 meter. Pesawat ini dapat terbang setinggi 10.000 kaki, sekitar 3 kilometer, dengan kecepatan udara maksimum 140 knot, dikutip dari The Korea Times 27 November.
Setelah penerbangan yang berlangsung sekitar satu jam, pesawat nirawak itu mendarat dengan selamat di landasan pacu di Komando Udara Angkatan Laut di Pohang, 273 kilometer di tenggara Seoul, kata Angkatan Laut.
Uji coba pada pertengahan bulan ini, yang pertama melibatkan pesawat nirawak sayap tetap yang diluncurkan dari dek penerbangan di kapal Angkatan Laut, dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengintegrasikan dan meningkatkan operasi peralatan militer berawak dan tak berawak dengan lebih baik.
BACA JUGA:
Dibandingkan dengan pesawat nirawak rotorcraft, pesawat nirawak sayap tetap dapat terbang lebih cepat dan bermanuver di area yang lebih luas, menjadikannya senjata maritim yang efektif. Namun, penggunaannya terbatas karena landasan pacu diperlukan untuk lepas landas.
Diketahui, prototipe Mojave dirakit di ROKS Dokdo dan menjalani uji coba selama seminggu sebelum penerbangan demonstrasi, menurut Angkatan Laut.