YOGYAKARTA – Setiap wilayah di Indonesia memiliki kebiasaan atau adat istiadatnya tersendiri, termasuk Sumatera Utara. Adat istiadat Sumatera Utara mencerminkan nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi identitas masyarakat setempat.
Secara etimologi, kata adat istiadat berasal dari bahasa Arab yang bermakna kebiasaan atau tradisi. Dengan kata lain, adat istiadat dapat diartikan sebagai tradisi yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dan dihormati orang.
Nah, Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi yang memiliki tradisi atau adat istiadat yang unik dan menarik. Beberapa di antaranya bahkan ada yang sudah mendunia dan menarik banyak wisatawan.
Adat Istiadat Sumatera Utara
Dhimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah ragam adat istiadat Sumatera Utara yang menarik dan unik:
- Lompat batu
Lompat batu adalah tradisi masyarakat Suku Nias di Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan oleh para pemuda laki-laki. Tradisi ini juga dikenal dengan nama fahombo atau hombo batu.
Lompat batu merupakan tradisi yang sangat populer, bahkan sudah mendunia. Tradisi ini dijadikan sebagai daya tarik andalan untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Nias.
Adat istiadat ini pada mulanya merupakan sebuah ritual bagi para pria di sana yang akan menjadi seorang prajurit. Pria di sana hanya boleh ikut berperang setelah berhasil melompati susunan batu yang kurang lebih mencapai 2 hingga 2,2 meter.
- Manggokal Holi
Salah satu suku atau kelompok etnis yang mendiami wilayah Sumatera Utara adalah Batak. Suku Batak, khususnya Batak Toba memiliki sebuah tradisi yang cukup esktrem, yakni Manggokkal Holi. Tradisi ini adalah sebuah upacara adat untuk memindahkan tulang belulang leluhur untuk dikumpulkan di suatu tempat.
Kelompok etnis ini meyakini bahwa kematian bukan merupakan akhir perjalanan hidup, melainkan sebuah tahap untuk mencapai kesempurnaan. Tulang atau kerangka yang diambil biasanya dibersihkan kembali dengan jeruk purut. Berikutnya, kerangka tersebut dikuburkan di tempat yang dianggap suci, yakni Tondi.
- Upacara Sipaha Lima
Sipaha Lima juga termasuk adat istiadat Sumatera Utara. Tradisi ini dilakukan oleh Suku Batak yang menganut kepercayaan Malim. Upacara ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas apa yang didapatkan selama satu tahun terakhir. Selain itu, tradisi ini juga bertujuan untuk menghormati para leluhur mereka.
Upacara Sipaha Lima memerlukan waktu yang cukup lama sebagai persiapan. Pada bulan ketiga kalender Batak, masyarakat setempat akan menghimpun hasil panen mereka untuk dijadikan persembahan yang digelar pada bulan keempat. Upacara ini identik dengan iringan musik Ogung Sabangunan atau alat musik tradisional Batak Toba.
- Kenduri Laut
Kenduri Laut merupakan adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakat Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Tradisi ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil laut yang diapatkan masyarakat setempat. Kenduri laut biasanya dilakukan pada bulan Oktober di sebuah pantai yang ada di kabupaten tersebut.
BACA JUGA:
Dalam pelaksanaan adat istiadat Sumatera Utara ini, terdapat dua agenda utama, yakni ritual dan perayaan. Selain terdapat ritual yang sakral, masyarakat setempat juga menggelar acara lainnya untuk menarik para wisatawan seperti perlombaan atau hiburan. Untuk proses ritual, setiap perwakilan kecamatan di sana harus membawa persembahan berupa hasil bumi.
Demikian informasi tentang adat istiadat Sumatera Utara. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.