Bagikan:

DENPASAR - Bangkai paus sperma atau physeter macrocephalus  akhirnya dikubur di Pantai Banyuning, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali.

Bangkai paus dengan berat sekitar 3 ton dikubur dengan menggunakan alat berat setelah sebelumnya ditemukan mati mengambang di Perairan Pantai Lipah.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali, Ratna Hendratmoko, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan dan identifikasi jenis, paus yang terdampar adalah paus sperma atau physeter macrocephalus berjenis kelamin jantan dengan panjang badan 12,65 meter, lebar badan 2,2 meter dan berat kurang lebih 2 hingga 3 ton. 

"Berdasarkan hasil nekropsi fisik, bangkai paus sperma saat ditemukan sudah tidak lengkap, rahang bagian bawah tidak utuh, dengan identifikasi terpotong, sirip bagian punggung dan pangkal ekor juga terpotong, dan sirip bagian kiri patah," kata Ratna, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 18 November.

Ia menerangkan, perkiraan estimasi kematian paus tersebut lebih dari 24 jam.

Bangkai paus sperma atau physeter macrocephalus  akhirnya dikubur di Pantai Banyuning, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali./DOK BKSDA Bali

Berdasarkan kesepakatan para pihak, penanganan keberadaan bangkai paus tersebut dilakukan dengan penguburan di lokasi terdamparnya paus tersebut yaitu di Pantai Banyuning, Karangasem.

"Hal tersebut merujuk pada standar operasional prosedur (SOP) penanganan mamalia terdampar. Penguburan sekira pukul 13.30 WITA yang disaksikan oleh para pihak," imbuhnya.

Ratna juga mengimbau masyarakat sekitar pantai di Pulau Bali, agar melaporkan apabila terdapat keberadaan paus atau mamalia besar lainnya yang terdampar di pantai, baik dalam keadaan hidup atau mati, melalui resor Balai KSDA Bali setempat. 

"Kami menyampaikan apresiasi kepada para pihak, terutama masyarakat Desa Bunutan yang telah melaporkan dan membantu penanganan keberadaan paus terdampar," ujarnya.