JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) Atna Permana meminta agar tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) di rumah sakit negeri, swasta, dan puskesmas di berbagai daerah tidak diduduki oleh tenaga kerja asing.
Terlebih, lanjutnya, kompetensi tenaga ATLM dari Indonesia di atas rata-rata di negara ASEAN.
“Ada peluang untuk memasukkan tenaga asing. Alasannya karena jumlah tenaga ATLM masih sedikit,” ujar Atna Permana, M Bioned, PhD di sela - sela kegiatan TLM Funwalk 5K yang digelar Patelki di Jakarta, Minggu, 17 November.
Atna mengungkapkan, pada dasarnya Indonesia tidak kecurangan tenaga ATLM. Saat ini anggota Patelki telah mencapai 90.000.
Hanya saja sebaran dari tenaga ATLM belum merata hingga ke puskesmas pelosok daerah.
Apalagi jika tenaga ATLM dari kalangan perempuan, sehingga banyak hal yang harus dipenuhi di antaranya seperti izin dari kedua orang tuanya yang mungkin khawatir dengan nasib sang buah hati.
“Itu menjadi salah satu tantangan bagi Patelki untuk mengisi kekosongan itu,” tuturnya.
Atna menuturkan, untuk mengatasi kekurangan tenaga ATLM maka pihaknya juga telah berdiskusi dengan pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dia pun menyarankan agar ada peningkatan intensif atau gaji untuk tenaga Teknologi Laboratorium Medik.
Selain itu, adanya peningkatan program studi untuk tenaga ATLM di berbagai perguruan tinggi untuk ke jenjang Sarjana Terapan hingga Magister.
“Harapan Patelki bersinergi dengan harapan pemerintah. Hal ini tertuang dalam hasil sidang organisasi yang secara umum menyampaikan bahwa konsolidasi, harmonisasi dan eksistensi ATLM harus tetap konsisten dan meningkat menjadi lebih profesional, lebih tangguh dan berdaya saing internasional. Aspek utama yang menjadi kebijakan strategis Patelki antara lain peningkatan pendidikan dan kompetensi ATLM serta pemutakhiran badan-badan khusus Patelki,” jelasnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Wakil Ketua Umum II Patelki Sigit Mariyanto menambahkan, Patelki siap menjalin kolaborasi dengan pemerintahan Prabowo Subianto.
Salah satunya enggelar kegiatan ilmiah dengan cakupan peran fungsi ATLM serta pemeriksaan laboratorium terkini yang terintegrasi dengan advance technology, untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular.
“Kami meyakini bahwa semua perubahan mekanisme dalam kesehatan menuju perubahan yang lebih baik,” imbuhnya.