JAKARTA - Salah seorang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bagian penindakan mengirim surat elektronik ke pimpinannya. Ia resah usai mantan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor atau Paman Birin memenangkan praperadilan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
"Melihat berita di bawah terkait dengan putusan Paman Birin dan kritik-kritik pengamat setelahnya membuat hati ini sungguh miris dan sedih," kata pegawai dalam surat internal yang diterima VOI, Kamis, 14 November.
Pegawai ini menyebut ada faktor non-teknis atas kemenangan Paman Birin di sidang praperadilan. Dia mengatakan para penyidik yang mengurusi kasus ini sudah melakukan tugasnya dengan profesional.
"Saya yakin hal yang terjadi sesungguhnya atas kekalahan ini bukanlah karena keteledoran teknis atau ketidakprofesionalan penyidik melainkan ada faktor non teknis pada level kebijakan," ujarnya.
Masih dalam surat yang sama, pegawai ini mengatakan banyak 'bisik-bisik' di grup pegawai dengan ketidakprofesionalan dalam penanganan perkara pada periode kepemimpinan sekarang. "Aroma 'tebang pilih' atau 'pilih memilih' terasa sangat kental dan terasa kentara," tegasnya.
"Ini pulalah yang kemudian membuat masyarakat di luar meneriakkan kritik-kritik yang sangat-sangat tajam ke KPK bahkan teriakan itu sudah sampai pada tahap permintaan pembubaran," sambung pegawai tersebut.
Pegawai ini menyebut kondisi KPK saat ini sulit dicari penangkalnya. Sebabnya, sudah banyak kasus di internal mulai dari dugaan korupsi mantan Ketua KPK Firli Bahuri, kasus dugaan pemerasan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) KPK, kasus perjalanan dinas hingga pelanggaran etik pimpinan.
"KPK yang dulu dibanggakan, sekarang pada titik kepercayaan yang rendah di mata masyarakat," imbuh dia.
"Pertanyaannya, mau sampai kapan kondisi seperti ini dibiarkan? Apakah kita mau melihat KPK dibubarkan? Apakah pimpinan dan pengambil kebijakan tidak menyayangi KPK dan orang-orang yang tulus dan total bekerja di dalamnya?" lanjut dia.
"Apakah sudah tak ada lagi kebanggaan bekerja di institusi ini? Institusi yang dalam sejarahnya berani menyentuh semua oknum koruptor pada semua level-level tinggi eksekutif, yudikatif dan legislatif bahkan pernah berani menyentuh besan presiden," sambungnya.
Ia mengatakan tulisannya ini hanya sebagai bentuk keprihatinan. Pegawai tersebut bilang email internal sudah lama tidak diisi saran dan masukan kepada pimpinan.
BACA JUGA:
Pegawai tersebut juga mengatakan sudah lama nuansa egaliter hilang dalam ruang komunikasi KPK. "Tulisan ini adalah ungkapan rasa sayang kepada Pimpinan sebagai Ayah Kami. Ini bukan tulisan minta naik tunjangan dan gaji. Apa yang diberikan Negara, Alhamdulillah cukup bagi kami. Kami hanya merindukan sosok “AYAH” yang berani dan tegas dalam menegakkan hukum," ungkapnya.
"Saya berdoa semoga Allah SWT selalu memberikan Kesehatan, Petunjuk dan Hidayah kepada Pimpinan KPK dan Semua Pengambil Kebijakan di KPK untuk menegakkan keadilan dengan seadil-adilnya tanpa kepentingan pragmatis pribadi."
Diberitakan sebelumnya, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menerima gugatan praperadilan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor atau Paman Birin pada Selasa, 12 November. Statusnya sebagai tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan gugur.
Majelis hakim tunggal dalam persidangan tersebut menyebut Paman Birin tidak terjaring operasi tangkap tangan (OTT). Dia juga belum pernah diperiksa.
Selain itu, hakim juga menilai kesimpulan KPK mengatakan Paman Birin kabur atau tidak diketahui keberadaannya prematur. Penyebabnya, tidak pernah ada surat panggilan pemeriksaan maupun penetapan daftar pencarian orang (DPO) yang dikeluarkan.