JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan anak muda berpotensi sebagai agen perubahan dalam proses demokrasi. Tapi, mereka sering jadi korban pelanggaran pemilu karena tidak memiliki pemahaman.
“Bahwa pemuda sering menjadi target dalam kampanye politik terutama melalui praktik politik uang,” kata Direktur Sosialisasi dan Kampanye (Soskam) Antikorupsi KPK Amir Arief seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 29 Oktober.
Amir mengingatkan kondisi ini harus jadi perhatian serius bagi semua pihak, termasuk anak muda. Sebab, melazimkan politik uang bisa menggeser fungsi pemilu dari membangun legitimasi dan akuntabilitas jadi komersialisasi jabatan.
“Kami mengajak pemuda untuk tidak memperjualbelikan suara mereka,” tegasnya.
Lebih lanjut, Amir berharap anak muda aktif berpartisipasi mewujudkan pemilu yang jujur dan adil. Mereka harus memilih pemimpin yang memperjuangkan kepentingan masyarakat bukan untuk cari keuntungan pribadi.
“Pemuda harus cerdas dalam menilai calon pemimpin yang memiliki komitmen nyata terhadap pembangunan dan aspirasi rakyat,” ungkapnya.
“Kesuksesan Pemilu 2024 adalah kunci masa depan bangsa dan partisipasi pemuda sangat penting untuk memastikan jalannya pemerintahan yang bersih dan berintegritas,” sambung Amir.
BACA JUGA:
Sementara itu, Officer in Charge Head of Office UNODC Indonesia, Zoelda Pitaloka Anderton berharap kampanye ‘Hajar Serangan Fajar’ oleh KPK bisa membantu anak muda memerangi politik uang. Sebab, kebiasaan ini menjadi ancaman serius bagi demokrasi.
“Melalui kampanye ini kita bisa memerangi politik uang dan mendorong reformasi antikorupsi,” pungkas Zoelda.