JAKARTA - Harga minyak jatuh setelah serangan balasan Israel terhadap Iran pada akhir pekan, menghindari dampak terhadap infrastruktur energi penting Teheran.
Minyak mentah Brent, patokan minyak global merosot 5,8 persen pada Senin, 28 Oktoober pagi. Sementara West Texas Intermediate, patokan minyak AS, turun 6 persen menjadi 67 dollar AS per barel.
Israel melancarkan serangan langsung terhadap sasaran militer Iran pada Sabtu, 26 Oktober pagi, sebagai pembalasan atas rentetan rudal yang diluncurkan Teheran ke Israel awal bulan ini.
Serangan tersebut tampaknya sengaja menghindari serangan terhadap ladang minyak dan fasilitas nuklir Iran.
Iran berjanji untuk menanggapi serangan Israel tetapi mengatakan pihaknya tidak menginginkan perang yang lebih luas.
“Lingkup serangan yang ditargetkan dan tidak adanya sinyal pembalasan dalam waktu dekat telah membuat pasar memperhitungkan sebagian premi risiko geopolitik (terkait dengan konflik tersebut),” tulis analis di Deutsche Bank dalam catatan dilansir CNN.
Harga minyak sebelumnya naik sejak Israel mulai menargetkan Hizbullah – kelompok militan yang didukung Iran yang berbasis di Lebanon – pada akhir September, dan ketika Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke Israel.
BACA JUGA:
Para investor semakin khawatir konflik yang meningkat dapat mengganggu aliran minyak melalui Selat Hormuz yang penting di lepas pantai selatan Iran, yang dapat menyebabkan harga minyak melonjak. Jalur perairan sempit ini – yang lebarnya hanya 21 mil (34 kilometer) pada titik tersempitnya— menjadi titik penghubung transit minyak paling penting di dunia,menurut Administrasi Informasi Energi AS.
Sekitar seperlima perdagangan minyak global melewati selat ini setiap hari, menurut Simone Tagliapietra, peneliti senior di lembaga pemikir Bruegel yang berbasis di Brussels.