Bagikan:

JAKARTA - Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan akibat serangan Iran ke Israel berpotensi membuat harga emas dan minyak mentah dunia pada perdagangan Selasa besok mengalami penguatan.

Ibrahim menambahkan juga perlu melihat apakah kondisi infrastruktur Israel cukup mengalami kerugian besar atau tidak, sehingga mengakibatkan kenaikan harga minyak dan emas.

Menurut Ibrahim jika berdasarkan pada situasi saat ini, banyak serangan senjata yang diluncurkan oleh Iran ditangkis oleh drone dan senjata Israel.

Ibrahim menyampaikan dengan adanya tensi geopolitik yang tinggi di Timur Tengah mengakibatkan harga emas akan terus mengalami penguatan.

Ibrahim menyampaikan target harga emas untuk saat ini berada di level 2.350 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce. Namun, harga emas bisa terkerek lebih tinggi lagi dengan menyentuh level 2.400 dolar AS per troy ounce.

Meski demikian, Ibrahim yakin level 2.400 dolar AS per troy ounce itu tidak akan tercapai di akhir tahun, meski bank sentral Amerika menurunkan suku bunga.

"Lantaran dampak dari tensi politik yang tinggi di Timur Tengah ini membuat harga emas akan meluncur tinggi, apalagi pasca Hamas menolak gencatan senjata dengan Israel. Ini pun juga akan membuat serangan seporadis negara-negara Arab terhadap Israel," ujarnya melalui pesan suara, dikutip, Senin, 15 April.

Ibrahim menyampaikan bukan hanya harga emas dunia yang akan mengalami kenaikan tetapi harga minyak mentah dunia akan ikut terkerek naik lebih tajam akibat adanya perang terbuka, belum lagi ada serangan balasan dari Israel yang melibatkan Amerika, Rusia, dan Tiongkok.

"Ini akan membuat kilang-kilang minyak di Timur Tengah sedikit berkurang dalam produksinya," kata Ibrahim.

Ibrahim menyampaikan jika itu terjadi maka suplai minyak dunia akan berkurang dan mengakibatkan harganya terus naik seiring dengan bertambahnya permintaan.

Oleh sebab itu, Ibrahim melihat ada ketakutan bahwa Israel mengincar kilang-kilang minyak di Iran. Sehingga, kebutuhan produksi untuk pemenuhan negara-negara anggota-anggota OPEC akan mengalami penurunan.

"Ini membuat harga minyak mentah akan mendidih dan kemungkinan menyentuh di level 100 dolar AS per barrel di tahun 2024," ujar Ibrahim.