JAKARTA - Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM) merilis hasil survei terkait tingkat keterpilihan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Kalimantan Timur.
Hasilnya, pasangan Rudy Mas'ud mengungguli pasangan petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi dengan perolehan angka elektabilitas mencapai 58,7 persen.
"Sementara pasangan petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi hanya memperoleh angka elektabilitas sebesar 32,7 persen, dan persentase responden yang tidak memberikan pilihan mencapai 8,6 persen," ujar Direktur Eksekutive LPMM, Alamsyah Wijaya dalam keterangannya, Selasa, 22 Oktober.
Alamsyah mengungkapkan, dalam kategori Top of Mind pertanyaan terbuka, cagub dan cawagub petahana, Isran Noor dan Hadi Mulyadi hanya dipilih secara spontan oleh 30,1 persen responden. Sebaliknya, pasangan penantang Rudy Mas'ud dan Seno Aji berhasil meraih 51,7 persen suara spontan, sedangkan 18,2 persen responden tidak memberikan jawaban.
Kemudian dalam pertanyaan tertutup di mana responden diminta memilih salah satu pasangan calon kepala daerah Kaltim, hasilnya menunjukkan bahwa pasangan petahana, Isran Noor dan Hadi Mulyadi, memperoleh 32,7 persen suara.
Sementara pasangan Rudy Mas'ud dan Seno Aji mendapatkan 58,7 persen suara dan sebanyak 8,6 persen responden tidak memberikan pilihan.
Minimnya tingkat keterpilihan Isran Noor-Hadi dipengaruhi oleh tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja petahana yang berada di bawah 50 persen. Dalam temuan survei, tingkat kepuasan (approval rating) terhadap kinerja Isran Noor sebagai gubernur hanya mencapai 40,3 persen.
"Rinciannya, 32,4 persen responden merasa puas dan 7,9 persen merasa sangat puas. Sementara yang tidak puas mencapai 51,4 persen, dan yang sangat tidak puas hanya 2,7 persen," jelas Alamsyah.
Dalam survei tersebut, lanjut Alamsyah, responden juga ditanya apakah Isran Noor dan Hadi Mulyadi layak untuk dicalonkan kembali selama lima tahun ke depan. Hasilnya, 61,8 persen responden menjawab tidak layak, sedangkan 31,9 persen menjawab layak.
LPMM lantas mencatat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap potensi kekalahan Isran Noor dan Hadi Mulyadi sebagai petahana. Pertama, ketidakmampuan calon petahana untuk memberikan inovasi atau perubahan yang signifikan selama masa jabatannya. Kedua, gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Jika calon petahana tidak memperhatikan aspirasi masyarakat atau tidak responsif terhadap kebutuhan mereka, pemilih cenderung mencari perubahan dengan memilih calon baru yang menawarkan pendekatan kepemimpinan yang lebih sesuai," kata Alamsyah.
"Padahal, salah satu kelebihan seorang petahana agar dapat terpilih kembali adalah memiliki waktu yang lebih lama untuk menyosialisasikan diri dan menunjukkan kinerja serta hasil kerja mereka selama menjabat," pungkasnya.
Survei LPMM berlangsung dari 10-20 Oktober 2024, dengan mengambil sampel sebanyak 1.200 responden dari populasi daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Kaltim 2024. Responden tersebar secara proporsional di tujuh kabupaten dan tiga kota di Kalimantan Timur.
Penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar +/- 2,89 persen.