JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan dorongan lain untuk kesepakatan gencatan senjata dalam lawatannya ke Timur Tengah. Blinken memulai negosiasi untuk mengakhiri perang Gaza dan juga meredakan konflik di Lebanon.
Perjalanan terakhir Blinken ke wilayah tersebut terjadi ketika Israel mengintensifkan operas militernya di Gaza dan di Lebanon melawan Hizbullah yang berkongsi dengan Iran.
Amerika sedang berusaha menyelesaikan konflik-konflik rumit yang saling terkait setelah Israel meningkatkan pertaruhannya dengan membunuh para pemimpin Hizbullah, termasuk sekretaris jenderal veteran Sayyed Hassan Nasrallah, di Lebanon dan Hamas di Gaza, namun tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan serangan darat dan udaranya.
Membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar pekan lalu setelah pencarian selama setahun adalah kemenangan besar bagi Israel.
Namun para pemimpinnya mengatakan perang harus terus berlanjut sampai kelompok Islam tersebut dilenyapkan sebagai ancaman militer dan keamanan terhadap Israel.
Iran dan sekutunya mengatakan kematian Sinwar dalam baku tembak dengan tentara Israel di Gaza akan memperkuat tekad mereka.
Israel memiliki sejarah panjang dalam membunuh para pemimpin Hamas yang menyebabkan kemunduran besar bagi kelompok tersebut namun tidak melumpuhkannya.
Blinken akan berdiskusi dengan para pemimpin regional tentang pentingnya mengakhiri perang di Gaza, cara memetakan rencana pasca-konflik di wilayah kantong Palestina, serta cara mencapai solusi diplomatik terhadap konflik antara Israel dan Hizbullah, kata Departemen Luar Negeri AS.
BACA JUGA:
Utusan AS Amos Hochstein mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Lebanon di Beirut pada Senin mengenai syarat-syarat gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah setelah Israel menyerang cabang-cabang lembaga keuangan yang terkait dengan kelompok tersebut di seluruh Lebanon.
Dia mengatakan “tidak cukup” bagi kedua belah pihak untuk berkomitmen pada resolusi PBB 1701, yang mengakhiri putaran terakhir konflik antara Israel dan kelompok militan Hizbullah di Lebanon pada tahun 2006.
Hochstein mengatakan, baik Hizbullah maupun Israel belum menerapkan resolusi tersebut secara memadai.
Meskipun resolusi tersebut akan menjadi dasar untuk mengakhiri permusuhan saat ini, AS berupaya untuk menentukan apa lagi yang perlu dilakukan untuk memastikan resolusi tersebut diterapkan secara adil dan akurat dan secara transparan.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah Lebanon, negara Lebanon, serta pemerintah Israel untuk mencapai formula yang mengakhiri konflik ini untuk selamanya,” katanya.
Israel melancarkan operasi militer darat selama sebulan terakhir setelah satu tahun bentrokan perbatasan yang dipicu oleh tembakan roket Hizbullah ke Israel untuk mendukung Hamas di Gaza.