Bagikan:

YOGYAKARTA - Presiden RI terbaru, Prabowo Subianto, telah menyusun jajaran Kabinet Merah Putih di pemerintahannya. Muhammad Qodari ditunjuk sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan. Setelah dirinya dipercaya mengisi jabatan penting tersebut, banyak orang yang penasaran dengan profil Muhammad Qodari dan sepak terjangnya selama ini.

Sebelum namanya diumumkan, Muhammad Qodari menjadi salah satu dari jajaran tokoh politik dan profesional yang mengikuti pembekalan calon Wakil Menteri di kediaman Prabowo di Hambalang pada Kamis (17/10). Dirinya bersama orang-orang yang masuk Kabinet Merah Putih akan dilantik pada hari Senin (21/10) pukul 10.00 WIB. 

Pria yang kerap disapa Qodari ini dikenal sebagai pengamat politik dan peneliti. Dirinya juga sering diundang sebagai pembicara atau narasumber di acara-acara televisi yang membahas isu politik di Indonesia. Lantas seperti apa profil Muhammad Qodari dan rekam jejaknya di dunia politik?

Profil Muhammad Qodari

Muhammad Qodari lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 15 Oktober 1973. Pria berusia 51 tahun ini merupakan pendiri Indo Barometer, sebuah lembaga riset yang meneliti perilaku sosial-politik masyarakat di tanah air secara berkala. Wawasannya di bidang politik berangkat dari latar belakang studi semasa kuliah. 

Muhammad Qodari mengenyam pendidikan S1 di Universitas Indonesia (UI) pada jurusan Psikologi Sosial. Qodari melanjutkan studi di University of Essex di Inggris untuk menekuni Political Behavior. Setelah mendapatkan gelar S2, ia kuliah di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Qodari berhasil mendapat gelar Doktor Ilmu Politik tahun 2016 dengan predikat sangat memuaskan. Dalam disertasinya, Muhammad Qodari mengangkat “Split-Ticket Voting dan Faktor-Faktor yang Menjelaskannya pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Indonesia Tahun 2014”.

Sepak Terjang Muhammad Qodari di Bidang Politik

Latar pendidikan Muhammad Qodari tersebut mengantarkannya menjadi seorang pengamat dan peneliti bidang politik yang sangat dikenali. Qodari mendirikan lembaga riset Indo Barometer pada November tahun 2006 silam dan menjadi Direktur Eksekutif di lembaga tersebut. 

Sebelum mendirikan Indo Barometer, Qodari sempat menjadi Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Juli 2005-Oktober 2006 dan Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Juli 2003-Juni 2005.

Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Eksekutif di Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dari Juli 2005 hingga Oktober 2006, serta menjadi Direktur Riset di Lembaga Survei Indonesia (LSI) antara Juli 2003 dan Juni 2005. Selain itu, ia juga mengemban tugas sebagai Chief Editor di Majalah Kandidat, Campaign and Election Magazine, dari Agustus 2003 sampai Juni 2004. 

Qodari pernah bekerja sebagai peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada periode November 2002 hingga Juli 2003 dan telah aktif sebagai kolumnis serta pengamat politik sejak 1999 hingga saat ini. 

Sebelumnya, Qodari juga berperan sebagai Peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI) dari Mei 1999 sampai September 2001. Di luar itu, ia juga pernah menjadi pembawa acara “Negeri Setengah Demokrasi” dan “Suara Rakyat” di salah satu stasiun televisi swasta nasional.

Dalam ranah perpolitikan tanah air belakangan, Qodari terlibat sebagai penasihat dalam Kelompok Relawan Jokowi-Prabowo (Jokpro) ketika isu jabatan tiga periode Presiden Jokowi ramai dibicarakan. Qodari adalah salah satu kelompok yang mendukung gagasan tersebut. Selain itu, ia juga sempat mengemukakan ide mengenai pasangan Jokowi-Prabowo untuk Pemilu 2024.

"Buat saya bukan Jokowi tiga periode. Sebetulnya, saya membayangkan dan antisipasi bahwa Pemilu 2024 nanti capresnya itu berpasangan Jokowi dengan Prabowo. Jadi tepatnya Jokowi-Prabowo 2024, itu tagline saya. Saya proklamirkan nih, Jokowi-Prabowo 2024," ucap Qodari.

Qodari merupakan inisiator dari gagasan Jokowi-Prabowo 2024 (Jokpro2024). Salah satu momen yang membuat heboh adalah ketika tampil dalam acara talkshow Mata Najwa, ia dengan semangat menyatakan dukungannya terhadap Jokpro2024. Bahkan dirinya datang mengenakan kaos bergambar pasangan Jokowi-Prabowo.

Menurut Qodari, alasan utama mendukung pasangan Jokowi dan Prabowo adalah untuk mencegah terjadinya kembali polarisasi politik di masyarakat. Ia merasa khawatir jika polarisasi politik yang pernah muncul pada Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta 2017, serta Pilpres 2019 akan terulang kembali.

Demikianlah profil Muhammad Qodari dan sepak terjangnya di dunia politik. Setelah berkecimpung cukup lama di penelitian politik, kini Qodari dipercaya menjadi Wakil Kepala Staf Kepresidenan dalam kabinet Prabowo Subianto. Baca juga Prabowo Subianto umumkan susunan Kabinet Merah Putih.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.