Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan di Jepang berhasil menemukan teknologi yang dapat menangani kremasi hewan terkecil seperti ikan hias, dengan pemilik hewan peliharaan di sana sering menginginkan peliharaannya dikremasi saat mati agar bisa disimpan abunya sebagai kenang-kenangan.

Progress Co, perusahaan yang berbasis di Osaka, telah mengembangkan cara untuk menyesuaikan intensitas api serta kekuatan semburan udara yang dihembuskan untuk meninggalkan abu dalam kondisi terbaik, dengan beberapa tulang yang tersisa.

Di Jepang, upacara kremasi untuk manusia sering kali melibatkan pengumpulan potongan tulang yang masih tersisa untuk disimpan bersama abunya.

Di sisi lain, ada permintaan agar kebiasaan yang sama juga dapat dilakukan untuk kremasi hewan peliharaan.

Pemilik hewan peliharaan perlu meminta pemerintah setempat atau perusahaan khusus untuk mengkremasi hewan mereka karena hukum melarang mereka membakar hewan mereka sendiri setelah mati.

Secara keseluruhan, ada sekitar 2.000 perusahaan yang bergerak di bisnis pemakaman hewan peliharaan, menjadikannya pasar yang sangat kompetitif, menurut perusahaan riset Fuji Keizai Co.

Progress, yang juga menawarkan layanan pemilahan barang-barang orang setelah mereka meninggal, memulai bisnis kremasi hewan peliharaannya pada tahun 2020 dan sekarang menerima sekitar 2.000 permintaan setiap bulannya, melayani berbagai hewan peliharaan termasuk spesies langka seperti belut taman berbintik dan axolotl (salamander naga air).

"Hewan peliharaan saya sangat kecil, tetapi mereka menanganinya dengan sangat hati-hati dan saya sangat berterima kasih," kata Naomi Uchikawa, wanita (45) yang menggunakan layanan ini untuk bunglonnya, dikutip dari Kyodo News 18 Oktober.

Sementara itu, Yuko Moriyama, direktur perwakilan Progress, mengatakan, "Kremasi hewan peliharaan adalah sebuah kesempatan untuk mengenali nilai kehidupan. Kami bertujuan untuk menyediakan lingkungan di mana hewan peliharaan mana pun dapat menerima perpisahan yang layak."