JAKARTA - Situasi genting dan berbahaya terus memburuk di Gaza Utara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat, 18 Oktober menyerukan akses kemanusiaan bisa masuk ke wilayah Jabalia.
Mengutip Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dilansir dari ANTARA, Sabtu, 19 Oktober, juru bicara wakil PBB Farhan Haq mengatakan dalam konferensi pers bahwa keluarga-keluarga di utara sedang mengalami "kondisi yang mengerikan" saat mereka berjuang untuk bertahan hidup di tengah konflik yang semakin intens.
"OCHA memperingatkan bahwa kurangnya akses yang terus berlangsung ke wilayah Jabalia memiliki dampak yang mengancam jiwa," katanya, seraya menambahkan bahwa lembaga tersebut telah mengajukan permohonan darurat kepada otoritas Israel untuk memfasilitasi evakuasi warga sipil yang terjebak di bawah puing-puing.
"Kami sekarang menunggu lampu hijau," tambahnya, mengingat insiden sebelumnya di mana akses diberikan terlalu lambat, "yang mengakibatkan hanya jenazah yang berhasil diambil."
BACA JUGA:
Ia juga menekankan bahwa "OCHA mendesak otoritas Israel untuk memungkinkan akses yang aman, cepat, berkelanjutan, dan tanpa hambatan ke Jabalia dan semua area di utara di mana orang-orang sangat membutuhkan bantuan."
Sementara, Haq juga melaporkan bahwa saling serang antara tentara Israel dan Hizbullah terus berlanjut di dalam wilayah operasi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Ia menyebut bahwa misi tersebut mendokumentasikan 70 pelanggaran udara oleh tentara Israel ke wilayah udara Lebanon, "memecahkan rekor pelanggaran harian tertinggi sejak Oktober 2023."