Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel memerintahkan penduduk di Gaza utara untuk pindah ke selatan menjelang operasi militer yang direncanakan pada hari ini.

Para penduduk tersebut bergabung dengan puluhan ribu warga Palestina lainnya yang diminta untuk meninggalkan tempat tersebut berdasarkan perintah evakuasi yang dikeluarkan pada Senin.

“Tentara akan beroperasi dengan kekuatan besar di wilayah Jabalya dan Nazla, sebelah utara Kota Gaza, dan akan terus melakukannya untuk jangka waktu yang lama,” menurut juru bicara militer berbahasa Arab Avichay Adraee dilansir CNN, Sabtu, 12 Oktober.

“Anda harus segera mengosongkan daerah tersebut,” katanya.

IDF menyebut daerah tersebut termasuk tempat perlindungan di dalamnya, dianggap sebagai zona pertempuran yang berbahaya.

Warga diminta pindah ke selatan menuju lokasi yang disebut “zona kemanusiaan” militer.

Zona tersebut, di wilayah pesisir Al Mawasi, sudah penuh dengan pengungsi dan telah berulang kali dilanda serangan udara Israel termasuk yang menewaskan 19 orang pada September.

Militer menjatuhkan brosur pada Sabtu pagi yang memperingatkan masyarakat untuk segera mengungsi.

Pada Jumat, Doctors Without Borders (MSF) mengatakan ribuan orang sudah tidak dapat meninggalkan Gaza utara meskipun ada perintah evakuasi dari militer, karena tembakan dan serangan di sekitar jalur evakuasi.

Warga Palestina yang melarikan diri dari wilayah yang ditentukan berdasarkan perintah Senin di Gaza utara ditembak ketika mereka berusaha untuk pergi.

Pada Juli, PBB melaporkan sekitar sembilan dari 10 orang di Gaza telah menjadi pengungsi internal, banyak di antaranya berkali-kali, karena perintah evakuasi berulang kali di seluruh wilayah tersebut.

Organisasi-organisasi bantuan sebelumnya mengatakan gelombang baru perintah evakuasi membuat pemberian jatah darurat semakin sulit.

Tidak ada makanan yang masuk ke Gaza utara sejak awal Oktober, sehingga menyebabkan 1 juta orang berisiko kelaparan, kata Program Pangan Dunia (WFP) kepada CNN.