Bagikan:

CIANJUR - Petugas gabungan Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berhasil menangkap 3 ekor buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran akibat tembok yang jebol.

Kepala Kelurahan Sayang Wiji Eko di Cianjur Kamis, mengatakan jebolnya tembok penangkaran buaya di tanah milik seorang pengusaha di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Sayang, berawal saat hujan turun deras disertai angin kencang pada Rabu, 2 Oktober malam.

"Buaya yang ada di dalam penangkaran sekitar 80 ekor milik BKSDA sesuai yang tertera dalam surat penitipan, namun kami belum tahu berapa jumlah yang kabur, baru tiga ekor yang sudah berhasil ditangkap," katanya dilansir ANTARA.

Dia menjelaskan, puluhan buaya tersebut dititipkan BKSDA sejak tahun 2016 di penangkaran yang terletak di kawasan pengolahan galian C milik pengusaha Cianjur, diduga buaya yang kabur di sekitar galian dan ke kali serta sawah dekat pemukiman warga.

Hingga saat ini, ungkap dia, petugas gabungan termasuk karyawan penangkaran dan warga ikut serta menyisir sejumlah lokasi sepanjang aliran sungai dan area persawahan milik warga, bahkan warga diminta segera melapor jika melihat keberadaan buaya.

"Kami sudah meminta warga melalui ketua RT dan RW setempat agar segera melapor jika mendapati keberadaan buaya yang lepas dari penangkaran, untuk memastikan berapa yang lepas kami masih menunggu petugas dari BKSDA," katanya.

Sementara informasi dari warga sekitar menyebutkan awalnya tidak mengetahui adanya buaya yang lepas dari penangkaran, namun menjelang siang warga melihat beberapa orang karyawan penangkaran bersama petugas dari kelurahan mengamankan satu ekor buaya dari area persawahan.

Warga ikut membantu pencarian hewan melata tersebut dan kembali menemukan dua ekor buaya berukuran sekitar 5 meter di area galian pasir tidak jauh dari penangkaran.

"Kami tidak tahu pasti berapa yang lepas dari penangkaran, baru tiga ekor yang sudah berhasil ditangkap, takut juga karena ukuran buaya yang ditangkar di lokasi tersebut besar-besar, bisa saja lebih dari tiga yang lepas," kata warga sekitar Didin.