MAKASSAR - Seorang santri pondok pesantren di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tewas dikeroyok tiga remaja saat izin makan di jembatan penyeberangan orang (JPO) Jalan Insinyur Sutami, Kecamatan Tamakanrea, Selasa kemarin. Korban tewas dengan luka lebam di bagian wajahnya.
Menerima laporan ponpes, petugas kepolisian gabungan Resmob Polsek Tamalanrea bersama Unit Jatanras Polrestabes Makassar menangkap tiga remaja, yaitu AR (15), HA (14), dan RF (14). Mereka diduga mengeroyok hingga tewas korban RA (15).
Polisi sebelumnya menerima laporan dari Pondok Pesantren Ahlul Quran Makassar, yang lokasinya berada tak jauh dari sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Menurut pembina pondok pesantren, Asyraf, peristiwa itu berawal dari korban yang tengah piket malam bersama dua orang santri rekannya keluar meminta izin untuk membeli makanan.
Setelah itu, mereka pun memilih nongkrong di atas JPO Jalan Insinyur Sutami dan akhirnya bertemu dengan tiga pelaku. Pelaku saat itu minta izin makan di TKP. Para pelaku yang sempat menanyakan asal korban kemudian langsung mengeroyoknya hingga tewas.
"Tiba-tiba dia datang ke santriku, pelaku kemudian langsung memukul. Sempat bertanya ke santriku dari mana kau, santriku bilang dari pesantren langsung tiba-tiba memukul," ujarnya.
Ketiga remaja itu lalu meminta kepada dua rekan korban untuk membawa temannya itu kembali ke pesantren, hingga korban yang tiba di pondok lalu dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
"Saya turun ke kamar dan menelepon pimpinan. Setelah menelepon pimpinan langsung saya bawa ke rumah sakit. Lukanya di kepala, mungkin karena jatuh ada memar," bebernya.
BACA JUGA:
Hingga kini pihak kepolisian belum membeberkan motif pelaku dan masih melakukan pemeriksaan di Polsek Tamalanrea, Kota Makassar.
Ketiga remaja tersebut dibekuk di rumahnya masing-masing di sekitar kawasan Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.