JAKARTA - Israel tidak akan dapat dengan aman mengembalikan orang-orang ke rumah mereka di utara negara itu dengan melancarkan perang habis-habisan dengan Hizbullah atau Iran, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada Hari Minggu.
Israel menyerang lebih banyak target di Lebanon pada hari Minggu, menekan Hizbullah dengan serangan baru setelah membunuh pemimpin kelompok yang didukung Iran itu, Sayyed Hassan Nasrallah.
Tujuannya menurut Israel adalah untuk membuat wilayah utaranya aman dari tembakan roket Hizbullah dan memungkinkan ribuan penduduk yang mengungsi untuk kembali.
"Perang habis-habisan dengan Hizbullah, khususnya dengan Iran, bukanlah cara untuk melakukan itu. Jika Anda ingin membawa orang-orang itu kembali ke rumah dengan aman dan berkelanjutan, kami percaya bahwa jalur diplomatik adalah jalan yang benar," kata Kirby kepada CNN, seperti mengutip Reuters 30 September.
Amerika Serikat yang merupakan sekutu lama sekaligus pemasok senjata terbesar Israel, mengamati apa yang dilakukan Hizbullah untuk mengisi kekosongan kepemimpinannya "dan terus berbicara dengan Israel tentang langkah-langkah yang tepat selanjutnya," katanya.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan lebih dari 1.000 warga Lebanon tewas dan 6.000 lainnya terluka dalam dua minggu terakhir. Pemerintah mengatakan satu juta orang, seperlima dari populasi, telah meninggalkan rumah mereka.
"Kami tidak menutup-nutupi fakta bahwa kami tidak selalu melihat eksekusi taktis dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan dalam hal perlindungan (warga sipil)," jelas Kirby, seraya menambahkan dukungan AS untuk keamanan Israel sangat kuat.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Iran mengatakan pada Hari Sabtu, mereka akan membela kepentingan nasional dan keamanannya tetapi tidak memberikan rincian. Mereka meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk bertemu membahas tindakan Israel.
"Kami telah melihat retorika yang keluar dari Teheran. Kami akan mengamati dan melihat apa yang mereka lakukan," kata Kirby.