JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dengan tegas menganjurkan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut laporan gencatan senjata yang akan segera terjadi di Lebanon “tidak benar.”
“Biar saya perjelas, Israel dan Lebanon dapat memilih jalan yang berbeda,” kata Austin pada konferensi pers di London dilansir CNN, Kamis, 26 September.
“Meskipun terjadi peningkatan tajam dalam beberapa hari terakhir, solusi diplomatik masih dapat dilakukan,” ujar dia.
Komentar Austin muncul setelah AS dan sekutunya menyerukan gencatan senjata selama 21 hari, dan Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan terus berperang dengan kekuatan penuh,
“Solusi diplomatik, bukan solusi militer, adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa warga sipil yang mengungsi di kedua sisi perbatasan akhirnya bisa kembali ke rumah mereka,” kata Austin.
Austin juga memperingatkan tidak seorang pun boleh mencoba mengeksploitasi krisis ini atau memperluas konflik ini melawan pasukan AS di wilayah tersebut.
“Jangan salah, Amerika Serikat tetap berupaya melindungi pasukan dan personel kami di seluruh Timur Tengah,” kata Austin.
Dia juga mengatakan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah akan memberikan waktu untuk terus berupaya menuju gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.
Menteri Pertahanan Inggris John Healey dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menyuarakan dukungan mereka terhadap usulan gencatan senjata 21 hari. Healey mengatakan Israel telah menyatakan siap menerima usulan tersebut.