Bagikan:

JAKARTA – Direktur Eksekutif Erapol Indonesia, Khafidlul Ulum menilai bahwa pembentukan zaken kabinet oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto hanya sebuah gimik politik dan akan sulit terealisasi.

“Kalau mau dicermati lebih dalam, rencana itu akan sulit terwujud dan hanya gimik politik semata agar pemerintahan ke depan dicitrakan sebagai pemerintahan yang baik, serius mengelola negara, dan memberi pelayanan yang baik bagi rakyat,” ujarnya, Minggu 22 September 2024.

Dia menjelaskan, alasan pertama rencana pembentukan kabinet zaken oleh Prabowo sulit terwujud adalah karena harus mempertimbangkan realita politik nasional. Dalam zaken kabinet, seharusnya yang mengisi posisi menteri adalah para ahli atau profesional saja, bukan representasi partai politik.

“Kondisi ideal zaken kabinet tidak akan sesuai dengan realitas politik yang ada. Tidak mungkin Prabowo meninggalkan parpol pendukungnya dalam menyusun kabinet,” tegasnya.

Alasan kedua, lanjut Khafidlul, Prabowo tetap akan membagi kursi dan jabatan kepada koalisi pendukungnya saat Pilpres 2024. Apalagi, koalisi awal pendukung merupakan koalisi gemuk, belum lagi ditambah parpol yang baru bergabung.

“Salah satu tujuan parpol bergabung adalah agar mendapat jatah menteri atau kepala lembaga di pemerintahan nanti. Untuk apa mereka mendukung dan bergabung kalau tidak mendapatkan jabatan di pemerintahan,” tukasnya.

Dia mengungkapkan, meski di internal parpol bisa saja terdapat para ahli yang menjadi kader, biasanya mereka bukan termasuk elite atau senior parpol, sehingga dinilai belum waktunya menjadi menteri. “Bila hal itu dipaksakan, akan terjadi gesekan di internal sebab elite parpol yang seharusnya ditunjuk jadi menteri malah terpental,” terang Khafidlul.