Bagikan:

JAKARTA – Pembentukan kabinet zaken dianggap bisa menjadi kunci keberhasilan pemerintahan baru untuk memajukan Indonesia. Sebab, kabinet zaken berisi para ahli di bidang masing-masing dan bukan representatif dari partai politik tertentu.

Menurut peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiatri, kabinet zaken menjadi aspek yang ideal dalam konteks menempatkan orang yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemerintahan, tidak didasarkan kepentingan politik pragmatis berbasis dukungan parpol semata.

“Pilihan ini bisa jadi efektif untuk mendorong kerja kabinet yang lebih produktif untuk kepentingan publik. Tidak hanya itu, koalisi pemerintah juga diisi oleh parpol yang sejak proses pemilu bersama untuk mencalonkan satu pasangan pilpres atas dasar kesamaan pandang visi-misi, atau setidaknya telah berjuang bersama sejak awal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu 24 Desember.

Dia menjelaskan, kabinet zaken akan menciptakan iklim demokrasi yang lebih sehat. Sebab koalisi pemerintah tidak terlalu gemuk sehingga menyisakan kelompok politik oposisi yang bekerja sebagai penyeimbang dan pengawas kerja pemerintah.

Namun, pilihan ‘tanpa jatah menteri’ diakui Aisah akan menimbulkan konsekuensi bagi presiden dan pemerintah, dimana kelompok politik oposisi akan menguat. “Karena oposisi akan menguat, maka eksekutif harus bekerja maksimal untuk kepentingan publik agar segala proses pembuatan kebijakan dan anggaran dapat berjalan efektif dan tidak terhambat di parlemen,” imbuhnya.

Dia menegaskan, sistem politik tanpa jatah menteri merupakan posisi ideal yang seharusnya berjalan dalam sistem demokrasi. PDIP juga dinilai punya tanggung jawab politik untuk mewujudkan hal tersebut.

“Bagi PDIP, ini juga mungkin menjadi titik balik setelah dua periode menjadi partai pemenang dan memutuskan koalisi besar, kemudian di akhir periode pemerintahan presiden yang mula diusungnya justru berjuang bersama partai lain di koalisi besar pemerintahan yang dibentuknya sendiri dalam pilpres selanjutnya,” tutup Aisah.