Pertamina Balongan Tersambar Petir, Ahli: Karakteristik Petir Indonesia Berbeda dengan Petir Subtropis
Kilang Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat tersambar petir. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kebakaran besar yang melanda kilang minyak Pertamina Balongan, Indramayu, menurut saksi disebabkan oleh sambaran petir. Menurut ahli, hal tersebut terjadi karena petir di wilayah Indonesia memiliki karakter yang  lebih spesifik dan mampu menimbulkan ledakan besar.

Dalam salah satu berita Populer Sains, seorang ahli menjelaskan bahwa ciri khas petir Indonesia sangat mungkin memicu ledakan dahsyat seperti kebakaran kilang minyak di Indramayu.

Menurut peneliti petir sekaligus Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Dr Dipl Ing Ir Reynaldo Zoro, kejadian seperti kebakaran kilang minyak di Balongan, Indramayu sebenarnya sudah terjadi berkali-kali dari puluhan tahun yang lalu.

Hal itu dikarenakan karakteristik atau ciri petir di Indonesia sangat spesifik dan khas. Menurut Zoro, petir di Indonesia memiliki ekor yang lebih panjang dan amplitudo yang lebih tinggi.

Terkait keamanan dari ancaman petir ini, standardisasi Internasional mengacu pada karakter petir yang terdapat di negara-negara subtropis, bukan negara tropis seperti Indonesia. Sedangkan sistem keamanan yang dijalankan Pertamina merujuk pada sistem standardisasi Internasional.

Petir di Indonesia tidak dapat diatasi standar keamanan Internasional

Namun Zoro mengatakan, standardisasi Internasional tersebut tidak cukup untuk melindungi penyimpanan minyak di negara-negara yang terdapat karakteristik petir seperti Indonesia. Zoro memahami hal tersebut sebab dia tergabung sebagai anggota Badan Standardisasi Petir Dunia-International Electrotechnical Commission (IEC)TC 81: Lightning sejak tahun 1995.

Zoro menjelaskan, Hal ini karena jenis petir yang ada di Indonesia tidak dapat diatasi dengan standar keamanan yang diterapkan Internasional, dan standar itu pula yang digunakan oleh Pertamina. Sejak 1992, Zoro menjalankan penelitian mengenai petir di Indonesia.

Pada akhirnya, dia mengetahui bahwa petir di Indonesia sangat khas. Dari penjelasan Zoro, karakteristik petir di Indonesia yaitu ekor yang lebih panjang dan amplitudonya lebih tinggi.

Dalam standar kilang minyak Internasional, dijelaskan bahwa tangki minyak tidak memerlukan proteksi tambahan karena terbuat dari bahan metal. Jika arus listrik mengenai atau menyambar metal, maka arus listrik akan hilang. Namun, petir di Indonesia merupakan anomali, sebab memiliki karakteristik yang berbeda. Hal itu mengindikasikan bahwa kilang minyak di Indonesia perlu proteksi yang lebih khusus.

Ciri khas petir di wilayah Indonesia

Jika demikian, apa yang membedakan petir Indonesia dengan ciri khas petir di negara subtropis? Simak penjelasan selanjutnya dari Guru Besar Institut Teknologi Bandung berikut.

Petir di wilayah tropis

Karakteristik petir di Indonesia yaitu ekor petir yang lebih panjang dan amplitudo yang lebih tinggi. Zoro mengungkapkan, ekor petir di Indonesia lebih panjang dikarenakan tegangan impuls yang lebih tinggi. Tegangan Impuls (impulse voltage) merupakan tegangan yang naik dalam waktu begitu singkat, dan kemudian disusul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol.

Ada tiga bentuk tegangan impuls yang mungkin menerpa sistem tenaga listrik, salah satunya adalah tegangan impuls petir yang diakibatkan oleh sambaran petir (lightning). Ekor petir yang lebih panjang inilah yang membuat petir dapat menyambar permukaan benda. Bentuk ekor yang panjang itulah, lanjut Zoro, yang membuat petir menghantarkan daya cukup besar untuk meluluhkan logam. Saat bagian atas tangki tersambar petir, maka kekuatannya mampu menciptakan lubang.

Saat tangki berlubang itulah, akan tercipta yang disebut segitiga api berupa oksigen, api, dan bahan bakar yang mampu menimbulkan ledakan kebakaran.

Petir Subtropis

Adapun petir Subtropis memiliki ciri yang berbeda dengan petir Indonesia. Menurut Zoro, petir Subtropis lebih jarang dan bahkan lebih sedikit kejadiannya. Tegangan impuls yang dihasilkan pun lebih rendah, sehingga ekornya lebih pendek.

Zoro mengungkapkan, pihaknya juga sudah pernah menyelenggarakan survei dan evaluasi untuk sistem keamanaan dan perlindungan pertamina Balongan sejak lama. Namun, evaluasi tersebut tidak dipedulikan karena dianggap tidak memerlukan penambahan proteksi.

Hal tersebut juga dikarenakan saat itu belum ada kejadian ledakan kilang minyak karena petir. Zoro mengaku, beberapa kilang minyak milik Pertamina di Indonesia memang sudah ada yang diproteksi dari ancaman petir.

"Beberapa yang sudah diproteksi ini adalah beberapa yang sudah kebakaran," jelasnya. Menanggapi peristiwa ini, Zoro mengungkapkan sudah menjalin komunikasi dengan Dirjen Pertamina dan menegaskan bahwa proteksi memang harus dilakukan melebihi standar Internasional.

Untuk pelaksanaannya, Dirjen Pertamina memilih fokus memadamkan api terlebih dahulu. Evaluasi akan dilaksanakan setelah api dapat diatasi dengan baik.

Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!