JAKARTA - Lebanon kini diguncang ledakan radio genggam/walkie talkie sehari usai ledakan serentak pager.
Radio genggam tersebut dibeli oleh Hizbullah lima bulan lalu, sekitar waktu yang sama ketika pager tersebut dibeli, kata sumber keamanan dikutip Reuters, Rabu, 18 September.
Agen mata-mata Israel, Mossad, yang memiliki sejarah panjang dalam operasi canggih di luar negeri, menanam bahan peledak di dalam pager yang diimpor oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum ledakan pada hari Selasa, kata sumber senior keamanan Lebanon dan sumber lainnya kepada Reuters.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan jumlah korban awal ledakan walkie talkie yakni satu orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka. Sebelumnya kantor berita negara melaporkan tiga orang tewas.
Dilaporkan satu ledakan terjadi di dekat pemakaman yang dilakukan oleh Hizbullah bagi korban tewas akibat ledakan pager.
Reporter Reuters di pinggiran selatan Beirut mengatakan dirinya melihat anggota Hizbullah dengan panik mengeluarkan baterai walkie-talkie yang tidak meledak, dan melemparkan bagian-bagiannya ke dalam tong logam di sekitar mereka.
BACA JUGA:
Gambar walkie-talkie yang meledak yang diperiksa oleh Reuters menunjukkan panel bagian dalam berlabel "ICOM" dan "buatan Jepang".
Menurut situs webnya, ICOM merupakan perusahaan komunikasi radio dan telepon yang berbasis di Jepang.
Perusahaan tersebut mengatakan produksi beberapa model radio genggam ICOM telah dihentikan, termasuk IC-V82, yang tampaknya sangat mirip dengan gambar yang diambil dari Lebanon pada Rabu, 18 September dan dihentikan secara bertahap pada tahun 2014.