Bagikan:

JAKARTA - Serangan pager terhadap Hizbullah di Lebanon telah mengalihkan perhatian pada Unit 8200. Unit intelijen Angkatan Pertahanan Israel itu menurut sumber keamanan Barat terlibat dalam perencanaan operasi tersebut.

Para pejabat Israel tetap bungkam atas operasi intelijen berani yang menewaskan 12 orang pada Selasa, 17 September dan melukai ribuan anggota Hizbullah.

Dilaporkan satu orang tewas pada Rabu, 18 September, ketika radio genggam/walkie talkie yang digunakan oleh Hizbullah diledakkan. Sumber senior keamanan Lebanon dan sumber lain mengatakan kepada Reuters agen mata-mata Israel, Mossad, bertanggung jawab atas operasi canggih untuk menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 pager yang dipesan Hizbullah.

Salah satu sumber keamanan Barat mengatakan kepada Reuters, Unit 8200, unit militer yang bukan bagian dari agen mata-mata, terlibat dalam tahap pengembangan operasi melawan Hizbullah yang sedang berlangsung selama lebih dari setahun.

Sumber tersebut mengatakan Unit 8200 terlibat dalam sisi teknis pengujian bagaimana mereka dapat memasukkan bahan peledak ke dalam proses pembuatannya.

Militer Israel menolak berkomentar.  Sementara kantor perdana menteri yang mengawasi Mossad tidak segera memberikan tanggapan soal ini.

Yossi Kuperwasser, mantan pejabat intelijen militer dan sekarang direktur penelitian di Forum Pertahanan dan Keamanan Israel, mengatakan belum ada konfirmasi bahwa unit intelijen militer terlibat dalam serangan itu.

Namun dia mengatakan anggota 8200 adalah beberapa personel terbaik dan paling cerdas di militer Israel, yang bertugas di unit di pusat kemampuan pertahanan Israel.

“Tantangan yang mereka hadapi sangat besar, sangat menuntut, dan kita memerlukan orang-orang terbaik untuk terlibat dalam hal itu,” ujarnya.

Unit tersebut – dan pasukan muda pilihannya – mengembangkan dan mengoperasikan alat pengumpulan intelijen dan sering disamakan dengan Badan Keamanan Nasional AS.