Bagikan:

PAPUA BARAT - Polisi masih memburu sejumlah pelaku penembakan yang tewaskan satu orang di Kampung Igembosi, Manokwari, Papua Barat, pada Minggu, 15 September 2024.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Manokwari Ajun Komisaris Pol Raja Putra Napitupulu mengatakan, jajarannya sudah mengetahui identitas para pelaku, termasuk seorang kepala kampung.

"Kami sudah sisir ke lapangan, tetapi pelaku melarikan diri dan kami pastikan untuk terus memburu mereka," kata Raja di Manokwari, Rabu, 18 September, disitat Antara.

Ia menjelaskan, kronologi penembakan berawal ketika korban yang mengendarai mobil bersama tiga orang rekannya kembali dari Distrik Tanah Rubuh menuju Distrik Warmare pada Sabtu, 14 September 2024.

Rekan korban mengetahui ada kendaraan yang membuntuti mereka dari belakang dan tepat di Kampung Igembosi terdapat satu kendaraan terparkir dengan posisi melintang di ruas jalan.

"Para pelaku kemudian melakukan penyerangan menggunakan anak panah dan senjata. Korban tertembak di bagian dada," ujar Raja.

Korban Edy Waran sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat untuk mendapatkan penanganan medis, namun keesokan harinya korban meninggal dunia.

Sejumlah barang bukti yang disita aparat kepolisian, antara lain satu unit kendaraan roda empat yang digunakan untuk menghadang kendaraan korban, senjata api jenis mouser, dan sejumlah senjata tajam.

"Kami sudah turun ke kampung itu, tetapi yang ada di sana hanya perempuan-perempuan, kaum laki-laki sudah melarikan diri," tambahnya.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, penembakan tersebut diduga kuat bermotif dendam atas tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Yahya Sayori pada 23 April 2024.

Meski demikian, polisi akan melakukan penyelidikan lebih dalam guna mengungkap secara detail motif di balik penembakan yang mengakibatkan korban Edy Waran meninggal dunia.

"Penuturan dari saksi dan termasuk korban sebelum meninggal juga mengatakan demikian. Tapi, kami perlu selidiki lebih dalam," kata Napitupulu.

Ia menambahkan insiden penembakan tersebut mengindikasikan masih banyak masyarakat di Kabupaten Manokwari maupun Kabupaten Pegunungan Arfak yang memiliki senjata api secara ilegal.

Penelusuran kepemilikan senjata api tanpa izin terus ditingkatkan dan membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, tokoh adat, dan tokoh agama agar upaya tersebut membuahkan hasil positif.

"Masih banyak senjata api ilegal yang beredar di tengah masyarakat. Ada banyak juga yang sudah kami sita," ucap Napitupulu.