Bagikan:

JAKARTA - Pekerja darurat berjibaku mengevakuasi ribuan orang dari banjir parah pada Selasa, 10 September setelah Topan Yagi melanda Vietnam utara. Topan menewaskan 63 orang dan menyebabkan 40 hilang.

"Sekitar 752 orang juga terluka akibat banjir dan tanah longsor,"kata pejabat di kementerian pertanian dikutip dari Channelnewsasia, Selasa, 10 September. 

Yagi, topan paling kuat yang melanda Vietnam utara dalam 30 tahun, merobohkan jembatan, merobek atap bangunan, dan merusak pabrik setelah mendarat pada Sabtu dengan membawa angin lebih dari 149 km/jam.

Bagian utara negara itu sekarang sedang berjuang melawan banjir yang parah, dengan beberapa komunitas sebagian terendam air.

Sebuah jembatan berusia 30 tahun di atas Sungai Merah di provinsi utara Phu Tho runtuh pada hari Senin, menyebabkan delapan orang hilang, menurut pernyataan dari Komite Rakyat provinsi. Laporan mengatakan 10 mobil dan truk beserta dua sepeda motor jatuh ke sungai. 

Pham Truong Son, 50, yang selamat dari runtuhnya jembatan, mengatakan dia sedang mengemudi di jembatan dengan sepeda motornya ketika dia mendengar suara keras.

Sebelum dia tahu apa yang sedang terjadi, dia jatuh ke sungai. Son mengatakan dia berhasil berenang dan berpegangan pada pohon pisang yang hanyut agar tetap mengapung sebelum dia diselamatkan.

Pihak berwenang kemudian melarang atau membatasi lalu lintas di jembatan lain di seberang sungai, termasuk Jembatan Chuong Duong di Hanoi, menurut laporan media pemerintah.

Rumah satu lantai di beberapa bagian kota Thai Nguyen dan Yen Bai hampir tenggelam seluruhnya pada dini hari Selasa, dengan penduduk menunggu di atap untuk meminta bantuan.

Di Hanoi, komunitas di sepanjang Sungai Merah juga sebagian terendam air, dengan orang-orang terpaksa mengungsi.

Phan Thi Tuyet, 50, yang tinggal di dekat sungai, mengatakan dia belum pernah mengalami air setinggi itu.

"Saya telah kehilangan segalanya, semuanya hilang. Saya harus datang ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan hidup kami. Kami tidak dapat membawa perabotan apa pun. Semuanya ada di bawah air sekarang."