Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan pemerintah mengambil langkah serius menangani dampak polusi udara terhadap kesehatan.

Polusi udara bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga tantangan bagi sektor kesehatan karena dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Ia menekankan bahwa secara global, polusi udara bertanggung jawab terhadap 7 juta kematian prematur setiap tahunnya.

"Di Indonesia, dampaknya juga sangat mengkhawatirkan, dengan beban ekonomi mencapai sekitar 4 juta dolar AS setiap tahunnya karena biaya perawatan kesehatan dan berkurangnya produktivitas. Jumlah itu tidak hanya sekadar angka, tetapi juga memperlihatkan beban yang nyata untuk keluarga dan komunitas di Indonesia," ujar Budi saat membuka secara daring diskusi tematik Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Antara, Jumat, 6 September.

Untuk itu, kata dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini sudah mengintegrasikan data PM2,5 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ke dalam platform daring Satu Sehat milik Kemenkes.

Integrasi itu memberikan akses bagi masyarakat untuk memeriksa kondisi kualitas udara setiap saat, sekaligus meningkatkan kesadaran terkait aktivitas luar ruangan di wilayah dengan polusi udara tinggi.

"Kami juga meningkatkan kemampuan laboratorium kami untuk mengidentifikasi secara tepat tipe dan sumber polutan," katanya.

Ia mengemukakan peralatan canggih digunakan termasuk high-volume air sampler atau pengukur polusi udara, kromatografi gas dan floresensi sinar-X yang digunakan untuk memberikan analisis yang akurat.

 

"Kemenkes terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait bahaya polusi udara dan bagaimana setiap orang dapat mengambil langkah perlindungan, termasuk menggunakan masker ketika kualitas udara berada dalam kategori buruk," katanya.