Bagikan:

JAKARTA – Febriana Fatmawati, wanita 36 tahun yang tewas di tangan suaminya di sebuah kontrakan Kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pernah bercerita kepada Masturoh (45), bibinya, bila ia ingin pisah dengan suaminya. Namun keinginan itu belum tercapai. Febriana justru menjadi korban amukan suaminya, Ahmad Saripudin (30).

Kamis siang, 5 September, disela waktu senggang Masturoh berkenan cerita kepada VOI. Wanita bertubuh gemuk itu mengaku syok mendengar keponakannya itu meninggal dunia dengan mengenaskan di tangan suaminya.

Masturoh mengungkap, sebelum Febriana ditikam suaminya berkali-kali, dia sempat curhat dengannya bahwa dirinya ingin pisah dengan Ahmad Saripudin. Namun di hari itu juga, ia tak menyangka bahwa Febriana telah tiada usai bertikai dengan Ahmad di dalam rumah.

“Pas saya habis ngobrol, dia datang ke sini maranin (mendatangi) ya sudah tiba-tiba dia masuk ke dalam. Habis itu saya engga tahu lagi kejadiannya, tiba-tiba sudah kayak begitu (tewas),” ungkap Masturoh.

Masturoh pun tidak mengerti mengapa ia ingin pisah dengan Ahmad. Dan Febriana pun, kata Masturoh, tidak cerita lebih lengkap terkait keinginannya pisah dengan suami.

“Cerita sama saya, katanya engga mau lagi sama suaminya,” sahutnya.

Cerita Febriana kepada Masturoh menyirat ada sesuatu yang tidak beres dengan kehidupan rumah tangganya. Sementara pihak kepolisian mengatakan bahwa pada 17 Juli 2024, Febriana pernah selingkuh dengan pria lain, dan melarikan diri ke Medan bersama anaknya yang masih berusia 5 tahun.

“Jadi menurut keterangan pelaku. Pada tanggal 17 Juli 2024, korban diketahui selingkuh dan kabur ke daerah Medan membawa anak laki-lakinya yang berusia 5 tahun. Satu minggu kemudian kabur ke Jambi,” ucap Sinambela.

Ahmad, lanjut Sinambela, saat itu berhasil membawa kembali anak dan istrinya pulang ke rumah. Namun, hanya jeda beberapa bulan saja, mereka kembali bertikai.

Puncak keributan terjadi ketika Ahmad sakit, dan sang istri, yakni Febriana tidak merawatnya. Bahkan pada saat itu, Febriana justru meminta kepada suaminya jika ia minta diceraikan saja. Emosi Ahmad pun memuncak. Terjadilah aksi penusukan yang dilakukan Ahmad kepada Febriana di hadapan anaknya di dalam rumah petakan yang dikontraknya.

Febriana tewas setelah tiba di Puskesmas, diduga ia kehabisan darah. Sementara Ahmad berhasil diamankan oleh warga sekitar. Ahmad mengaku pasrah dirinya dipenjara akibat perbuatannya tersebut.