Bagikan:

JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, penandatanganan kesepakatan dengan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Sri Paus Fransiskus pada Kamis besok berkaitan dengan kemanusiaan.  

Adapun agenda penandatanganan deklarasi tersebut akan dilakukan di sela-sela dialog lintas iman dengan para tokoh lintas agama di Indonesia.  

"Ada penandatanganan antara imam besar dan Paus tentang apa yang menjadi concern kita sekarang ini. Ya, misalnya terjadinya masalah-masalah kemanusiaan di beberapa tempat. Saya kira ini adalah waktu yang sangat bagus untuk menyampaikan sesuatu yang sangat penting," kata Nasaruddin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Antara, Rabu, 5 September.

Nasaruddin menjelaskan kesepakatan tersebut diharapkan memberi dampak positif untuk dunia, terutama dalam mendorong perdamaian. Menurutnya, Paus memiliki kekhawatiran yang sama soal kemanusiaan. Ia juga menilai Paus adalah sosok unik yang memihak pada kelompok-kelompok tertindas, termarjinal dan fakir miskin.

Selain kemanusiaan, imam besar mengatakan penandatanganan kesepakatan juga menyangkut pentingnya menggunakan bahasa agama dalam rangka merawat dan memelihara lingkungan hidup.  

"Karena tanpa lingkungan yang sehat tidak mungkin ada dunia kemanusiaan yang sehat juga," kata Nasaruddin.

Adapun penandatanganan kesepakatan itu dilakukan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, dan disaksikan oleh para tokoh lintas agama, di sela-sela agenda lawatan Paus Fransiskus ke terowongan silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral pada Kamis (5/9).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, judul kesepakatan atau deklarasi yang akan ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal adalah "Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan."

Poin deklarasi tersebut menggarisbawahi dua hal, yakni isu dehumanisasi dan isu lingkungan.