Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus bakal mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis 5 September pagi. Rencananya, ayat Al Qur'an dan Injil akan dibacakan menjelang penandatangan dokumen kemanusian bersama para tokoh lintas agama yang hadir pagi ini. Dokumen tersebut akan menegaskan kesepakatan universal terkait isu-isu kemanusiaan.

Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh media, ayat Al-Qur'an akan dibacakan dalam bahasa Arab dan akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Sedangkan, ayat Injil akan dibacakan dalam bahasa Indonesia dan akan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Ayat yang akan dibacakan, yakni Lukas 10:25-37.

Setelah pembacaan ayat kedua kitab suci ini, akan ada pidato pembukaan oleh imam besar Masjid Istiqlal secara online. Kemudian akan dilanjutkan dengan pidato Paus Fransiskus yang akan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Setelahnya akan ada pembacaan deklarasi antarlintas agama.

Diketahui, deklarasi tersebut mengenai kemanusiaan dan kesatuan antarlintas agama, termasuk penandatanganan dokumen oleh Paus Fransiskus. Dokumen tersebut akan menegaskan kesepakatan universal terkait isu-isu kemanusiaan.

Acara pagi ini akan berlangsung di luar area Masjid Istiqlal. Keputusan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamanan pengaturan acara, serta memudahkan media dalam pengambilan gambar dengan latar belakang Masjid Istiqlal.

Sebelumnya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan kunjungan Paus Fransiskus nanti akan menonjolkan bukti nyata dari toleransi yang terbangun antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Ia menyatakan bahwa Masjid Istiqlal yang berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta merupakan simbol nyata kerukunan yang yang dihubungkan oleh Terowongan Silaturahmi sebagai simbol kuat toleransi antaragama.

“Istiqlal dan Katedral bukan hanya simbol toleransi antara Islam dan Katolik, tetapi juga bagi semua agama, karena secara reguler, baik di Istiqlal maupun Katedral, sering diadakan dialog antaragama,” ungkap Nasaruddin Umar, pada Rabu kemarin.

Menurut Nasaruddin, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan toleransi dan perdamaian antaragama.

"Masjid Istiqlal, sebagai simbol semangat tersebut, selalu berupaya memperlihatkan wajah Islam yang inklusif dan penuh cinta kasih. Melalui kerja sama dan dialog lintas agama, Masjid Istiqlal terus mempromosikan pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan," tambahnya.