JAKARTA - Kantor Jaksa Agung Venezuela mengatakan pengadilan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin oposisi Edmundo Gonzalez.
Gonzalez dianggap melakukan konspirasi dan kejahatan lainnya di tengah perselisihan hasil Pemilu Venezuela pada Juli.
Dilansir Reuters, Selasa, 3 September, Jaksa Agung Tarek Saab membagikan foto surat perintah tersebut kepada Reuters melalui pesan di aplikasi Telegram.
Masalah surat perintah penangkapan terhadap Gonzalez akan menjadi eskalasi besar dalam tindakan keras pemerintah Maduro terhadap oposisi setelah pemilihan umum yang disengketakan. Otoritas pemilihan umum nasional Venezuela dan pengadilan tingginya mengatakan Nicolas Maduro adalah pemenang pemilihan umum pada 28 Juli dengan lebih dari setengah suara, tetapi penghitungan yang dibagikan oleh oposisi menunjukkan kemenangan bagi Gonzalez.
Surat perintah tersebut menyusul pernyataan selama berminggu-minggu dari pejabat tinggi pemerintah yang mengatakan Gonzalez dan anggota oposisi lainnya harus dipenjara.
"Orang ini berani mengatakan dia tidak mengakui hukum, dia tidak mengakui apa pun. Ada apa dengan itu? Itu tidak dapat diterima," kata Maduro dalam siaran di televisi pemerintah. "Warga setuju bahwa hukum harus berfungsi dan bahwa pejabat melakukan tugas mereka,” imbuhnya.
Pihak oposisi, beberapa negara Barat, dan badan internasional seperti panel ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pemungutan suara itu tidak transparan dan menuntut publikasi penghitungan suara lengkap, dengan beberapa pihak langsung mengecam penipuan.
BACA JUGA:
Seorang juru bicara Gonzalez mengatakan mereka sedang menunggu pemberitahuan surat perintah tetapi tidak memberikan komentar lebih lanjut. Pihak oposisi selalu membantah melakukan kesalahan.
"Mereka telah kehilangan semua pemahaman tentang realitas," kata pemimpin oposisi Maria Corina Machado di X.
"Mengancam Presiden terpilih hanya akan mencapai lebih banyak kohesi dan meningkatkan dukungan rakyat Venezuela dan dunia untuk Edmundo Gonzalez,” tuturnya.