Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Meksiko membekukan hubungan dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Kanada di negara itu, kata Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, usai duta besar kedua negara mengkritik usulan reformasi peradilan yang didukungnya.

"Ada jeda," kata Presiden Lopez Obrador dalam konferensi pers, mengklarifikasi pembekuan itu dilakukan dengan kedutaan besar dan bukan dengan negara terkait, melansir Reuters 28 Agustus.

Sebelumnya, Presiden Lopez Obrador mendorong reformasi untuk memilih hakim, termasuk hakim Mahkamah Agung, melalui pemungutan suara rakyat.

Sebuah komite di majelis rendah Kongres Meksiko meloloskan proposal tersebut pada Hari Senin malam, membuka jalan bagi persetujuannya ketika Kongres yang baru terpilih mulai menjabat pada bulan September.

Para pendukung mengatakan reformasi tersebut akan meningkatkan demokrasi dan membantu memperbaiki sistem yang menurut mereka tidak melayani publik.

Sementara, para kritikus mengatakan hal itu akan membelokkan kekuasaan demi kepentingan eksekutif, memutus karier hakim dan membuat pengadilan lebih rentan terhadap pengaruh kriminal.

Duta Besar AS Ken Salazar minggu lalu menyebut reformasi tersebut sebagai "risiko besar bagi berfungsinya demokrasi Meksiko", memperingatkan adanya risiko potensial terhadap hubungan perdagangan AS-Meksiko.

Presiden Lopez Obrador mengkritik apa yang disebutnya sebagai campur tangan Salazar dalam politik internal.

"Bagaimana kita akan membiarkan duta besar memberikan pendapatnya, untuk mengatakan apa yang kita lakukan salah?" terang Presiden Lopez Obrador.

"Kami tidak akan menyuruhnya keluar dari negara ini. Namun, agar dia membaca Konstitusi kami, ya, kami akan mengatakannya," tandasnya.

Belakangan, setelah komentar Presiden Lopez Obrador, Dubes Salazar mengunggah nota diplomatik dari kedutaan, tertanggal 23 Agustus.

"Amerika Serikat mendukung konsep reformasi peradilan di Meksiko, tetapi kami memiliki kekhawatiran besar bahwa pemilihan hakim secara langsung tidak akan mengatasi korupsi peradilan maupun memperkuat cabang peradilan Pemerintah Meksiko," demikian bunyi nota tersebut.

Nota diplomatik dari AS mengatakan, negara tersebut memiliki "rasa hormat yang sebesar-besarnya terhadap kedaulatan Meksiko."

Dubes Salazar sebelumnya mengatakan, dia terbuka untuk berbicara dengan para pemimpin pemerintah Meksiko guna membahas berbagai model peradilan.

Sementara, Duta Besar Kanada untuk Meksiko, Graeme Clark, juga memperingatkan adanya kekhawatiran investasi.

Kedutaan Besar Kanada tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Presiden Lopez Obrador mengatakan, "jeda" akan berlanjut hingga "ada konfirmasi bahwa (kedutaan-kedutaan) akan menghormati kemerdekaan Meksiko."