Kepala Daerah dan Nakes Diminta Fokuskan Pemberian Vaksin COVID-19 untuk Lansia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin/Antara

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta kepala daerah dan tenaga kesehatan memfokuskan pemberian vaksin COVID-19 untuk lansia. 

Sebabnya, masyarakat yang kini dirawat di rumah sakit akibat terpapar COVID-19 adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun.

“Untuk semua kepala daerah dan tenaga kesehatan, tolong konsentrasi memberikan vaksin ke lansia,” kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 26 Maret.

Vaksinasi untuk lansia, sambungnya, diharapkan dapat memberikan proteksi. Sehingga, kalaupun mereka terpapar maka para lansia ini tak akan mengalami hal yang fatal.

“Insyaallah kalau sudah diberikan, kalau ada apa-apa lagi yang masuk ke rumah sakit yang wafat akan rendah. Karena yang umumnya masuk rumah sakit dan wafat adalah lansia,” tegasnya.

“Kalau kita bisa segera melakukan vaksinasi untuk yang di atas 60 tahun akan sangat kecil tekanan ke rumah sakit dan tenaga kesehatan kita,” imbuh Budi.

 

Diberitakan sebelumnya, program vaksinasi COVID-19 menargetkan 181,5 juta orang penerima. Mereka yang ditargetkan adalah masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas. Nantinya, para penerima vaksin bakal mendapat dua kali dosis penyuntikan.

Secara keseluruhan, vaksinasi nasional ini akan dilakukan mulai April 2021 sampai Maret 2022 dan terdiri dari beberapa tahapan. 

Pada tahap pertama, vaksin diperuntukkan bagi 1,5 juta tenaga kesehatan. Pada tahap kedua, vaksinasi COVID-19 diperuntukkan bagi kelompok lansia dan petugas pelayanan publik. Sasarannya sebanyak 21,5 juta lansia dan 16,9 juta petugas pubik. 

Mereka adalah pedagang pasar, pendidik, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat, pejabat, pemerintah, ASN, TNI-Polri, petugas pariwisata, pelayanan publik, pekerja transportasi publik, atlet, serta pekerja media. Program ini berlangsung sampai bulan Mei.

Selanjutnya, vaksinasi akan dilakukan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau penduduk yang tinggal di daerah dengan risiko penularan tinggi. Kemudian, masyarakat lainnya sebanyak 77,7 juta orang.