JAKARTA - Presiden Emmanuel Macron mengundang para pemimpin partai parlemen Prancis untuk melakukan pembicaraan pada 23 Agustus untuk menunjuk perdana menteri baru.
Dilansir Reuters, Jumat, 16 Agustus, Macron bermaksud menunjuk perdana menteri pada pertengahan Agustus. Sejauh ini, Macron mengabaikan kandidat yang disetujui oleh aliansi sayap kiri, yang menempati posisi teratas dalam pemungutan suara.
Tujuan pertemuan Jumat pekan depan dengan presiden kelompok partai di Majelis Nasional dan Senat adalah untuk membangun mayoritas dan paling stabil untuk mengabdi pada negara.
"Dalam pemilihan legislatif, rakyat Prancis menyatakan keinginan mereka untuk perubahan dan konsensus berbasis luas. Dalam semangat tanggung jawab, semua pemimpin politik harus bekerja untuk mewujudkan keinginan ini," kata pernyataan kantor Macron.
BACA JUGA:
Sumber yang dekat dengan Macron mengatakan kepada Reuters, presiden percaya pemungutan suara tersebut menghasilkan Majelis Nasional yang pusat gravitasinya berada di tengah atau kanan-tengah dan PM baru harus dapat menemukan titik temu dengan kelompok moderat di seluruh spektrum politik.