Bagikan:

JAKARTA - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak campur tangan Amerika Serikat dalam proses pemilu di negaranya.

"Saya sangat menolak upaya pemerintah AS untuk menjadi otoritas pemilu Venezuela atau di mana pun di dunia," kata Maduro kepada wartawan dilansir ANTARA dari Sputnik-OANA, Jumat, 16 Agustus.

Presiden AS Joe Biden telah menyatakan dukungan agar pemilihan presiden digelar lagi di Venezuela. Namun, dia tidak memberikan penjelasan atas sikapnya tersebut.

Pemilihan presiden di Venezuela telah dilaksanakan pada 28 Juli, dan Dewan Pemilihan Nasional menetapkan Maduro sebagai presiden terpilih untuk periode 2025-2031.

Aksi-aksi protes merebak keesokan harinya dan menimbulkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi. Lebih dari 2.000 orang ditahan atas tuduhan merusak infrastruktur negara, ujaran kebencian, dan terorisme.

Kekerasan itu berlangsung selama sehari sebelum pemerintah akhirnya mengendalikan situasi.

Beberapa hari kemudian, pendukung Maduro dan kelompok oposisi menggelar unjuk rasa damai, masing-masing mengeklaim kemenangan calon yang mereka dukung.