JAKARTA - China mengungkap korupsi yang meluas di layanan pemakamannya mulai dari pungutan liar dan prosesi pemakaman yang dilakukan oleh manajer lama dan pejabat rumah duka.
Dilansir Reuters, pekan lalu perusahaan China terlibat dalam skandal pengambilan ilegal, pencurian dan penjualan kembali ribuan jenazah, beberapa di antaranya berasal dari rumah duka, setelah laporan dari media yang didukung negara, The Paper, menjadi viral di media sosial.
Setelah kasus itu, investigasi yang dilakukan otoritas disipliner di provinsi Anhui, Guangdong, Jiangsu, Jiangxi, Jilin, Liaoning, Sichuan dan Yunnan menunjukkan banyak kasus pelanggaran yang dilakukan pegawai rumah duka dan lembaga serupa, kata China Daily yang dikelola pemerintah pada Rabu, 14 Agustus.
Puluhan kasus telah muncul sejak penyelidikan dimulai pada awal tahun ini dan banyak dari mereka yang menjadi target memiliki pengalaman industri yang luas.
Kampanye antikorupsi di Anhui, Liaoning dan Jilin mengungkap rumah duka yang memungut biaya ilegal, pembangunan dan pengoperasian kuburan ilegal, serta korupsi staf, kata Global Times, corong Partai Komunis yang berkuasa.
Di provinsi timur Anhui, penyelidik Partai Komunis menahan Zhang Duo, seorang pegawai rumah duka distrik Panji di kota Huainan, karena dugaan pelanggaran serius terhadap disiplin dan hukum.
Istilah tersebut merupakan eufemisme yang biasanya merujuk pada kasus korupsi.
BACA JUGA:
Di provinsi barat daya Sichuan, otoritas di kota Dazhou melakukan proses hukum terhadap 89 orang, dan menahan enam orang, dilaporkan China Daily.
Yang juga sedang diselidiki adalah seorang manajer bermarga Yang, yang bekerja di dua perusahaan di wilayah Quxian di provinsi tersebut, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bisnis pemakaman.
Pihak berwenang di timur laut Jilin juga telah meningkatkan upaya untuk memerangi pelanggaran dan korupsi di industri ini, sebagai tanggapan atas keluhan dari masyarakat.