JAKARTA - Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono menjelaskan, pendirian rumah sakit darurat COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat ditujukan untuk menampung orang yang diduga mengidap virus tersebut dengan kondisi ringan hingga sedang. Sehingga, ketika ada pasien yang masuk dalam kondisi berat dan mengalami komplikasi, akan dirujuk ke rumah sakit RSPI Sulianti Saroso atau RSUP Persahabatan, Jakarta.
"Rumah sakit ini memang dibangun atau didirikan khusus yang terkena COVID-19 yang kategorinya ringan sampai maksimal, sedang," kata Eko dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube milik BNPB, Kamis, 26 Maret.
Dia mengatakan, rumah sakit ini juga diperuntuk bagi mereka yang berusia 15 tahun ke atas dan tidak melayani pasien atau penderita COVID-19 usia anak-anak.
"RS ini menerapkan sistem pelayanan self handling atau visit videocall. Kedua, self quarantine, ketiga limitasi kontak dengan petugas. Keempat apabila makin memberat akan dirujuk ke rumah sakit rujukan. Sudah ada beberapa pasien yang datang karena kondisinya berat kembali kita rujuk," ungkapnya.
Sedangkan untuk orang dalam pengawasan (ODP) yang dirawat di rumah sakit darurat ini, diutamakan buat mereka yang berusia di atas 60 tahun atau lansia tanpa penyakit komplikasi lainnya.
Ada sejumlah tahapan pemeriksaan di rumah sakit ini. Pertama, kata Eko, masyarakat yang merasa bergejala COVID-19 seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak nafas, bisa mendatangi rumah sakit darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta secara mandiri. Mereka akan diperiksa dokter yang ada di sana.
Jika merasa tak mampu pergi secara mandiri, Eko mengatakan, masyarakat bisa menghubungi call center 119. Nantinya, petugas kesehatan akan mendata dan melakukan penjemputan. Pasien rujukan dari rumah sakit swasta di Jakarta juga bisa datang ke rumah sakit ini, kata Eko.
"Kami menyadari beberapa rumah sakit swasta itu juga kalau tidak dapat menampung, dapat disalurkan. Tapi dengan catatan sudah ada pemeriksaan awal di rumah sakit tersebut, sehingga saat kami terima kami sudah punya data awal dari pasien," jelas dia.
BACA JUGA:
Saat ini, Eko mengatkaan, jumlah pasien yang sudah dirawat di Wisma Atlet mencapai 208 orang. Meskipun rumah sakit ini sebenarnya diprioritaskan untuk pasien dari Jabodetabek, namun, faktanya ada beberapa pasien yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur dan Semarang, Jawa Tengah.
Untuk menampung pasien, saat ini sudah ada dua menara di Wisma Atlet yang dioperasionalkan. Dua menara ini adalah Menara 7 dengan daya tampung 1.700 orang dan Menara 6 yang berdaya tampung 1.600 orang.
Kapasitas ini nantinya juga bisa bertambah jika makin banyak pasien yang dirawat di rumah sakit darurat tersebut. Mengingat, masih ada dua menara yang nantinya bisa difungsikan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Apalagi, rumah sakit ini harus siap untuk melayani ribuan pasien. Sebab, dari hasil simulasi dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) DKI Jakarta, skenario terburuk kasus positif Corona bisa mencapai 8.000 orang dan tak akan mungkin bisa ditampung oleh rumah sakit yang ada.
"Dari hasil simulasi Forkompimda DKI karena daerah Jakarta paling banyak terpapar virus ini skenario terburuk adalah bisa mencapai 6.000 sampai 8.000 orang positif," tutupnya.