JAKARTA - Fenoma judi online di kalangan anak dan remaja kian hari semakin meningkat sehingga membuat kekhawatiran menurunnya kualitas generasi muda Indonesia. Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong Pemerintah untuk segera mengatasi masalah judi online pada anak dan remaja.
"Fenomena judi online pada anak dan remaja yang semakin marak meresahkan kita semua. Kalau tidak segera diatasi, ini akan menjadi ancaman bagi generasi muda Indonesia," ujar Ketua DPR RI Puan Maharani, Selasa 6 Agustus.
Puan merasa diperlukan penanganan yang komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak serta menggunakan pendekatan yang berkelanjutan dalam mengatasi fenomena judi online anak.
"Mengatasi judi online di kalangan anak-anak dan remaja memerlukan kerja sama antara Pemerintah, platform media sosial, penyedia layanan internet, dan masyarakat luas. Tidak bisa sendiri-sendiri, apalagi banyak masalah sosial yang timbul dari fenomena judi online,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Satgas Judi Online yang telah dibentuk Pemerintah pun diminta untuk bertindak cepat dan optimal agar tidak semakin banyak anak yang menjadi korban judi online.
“Satgas Judi Online yang telah dibentuk oleh Pemerintah harus segera melakukan upaya dan langkah konkret agar tidak ada lagi anak-anak dan remaja yang terjerumus judi online,” ungkap Puan.
Cucu Bung Karno ini juga menekankan pentingnya memberikan efek jera terhadap bandar judi online. Jika tidak ada efek jera baik secara hukum maupun moral terhadap dalang dari judi online, menurut Puan, kemungkinan terhentinya fenomena ini semakin kecil.
BACA JUGA:
"Pemerintah harus segera menyusun kebijakan yang lebih ketat untuk mengontrol akses ke situs judi online, termasuk memperbarui regulasi yang ada untuk lebih efektif dalam memblokir konten perjudian. Berikan edukasi yang komprehensif kepada masyarakat luas agar tidak tergoda melakukan judi online," paparnya.
Lebih lanjut, Puan meminta Pemerintah untuk meningkatkan program pendidikan bagi anak-anak dan remaja mengenai risiko dan dampak negatif perjudian online. Pemerintah juga diharapkan menyediakan dukungan psikologis bagi mereka yang mungkin sudah terjebak dalam perilaku ini.
"Judi online yang dilakukan anak-anak dan remaja ini dapat memberikan dampak yang berpengaruh terhadap masa depannya, termasuk dapat merusak mental mereka. Pendampingan trauma dan psikologis untuk korban judi online harus disediakan,” sebut Puan.
Puan menilai pengawasan orang tua atau orang dewasa menjadi garda terdepan untuk menghindari anak mengikuti tren judi online mengingat saat ini judi online banyak masuk melalui media sosial. Ia mengimbau orang tua agar lebih waspada dan mengawasi dengan ketat saat anaknya berselancar internet.
"Judi online ini kan banyak muncul di platform media sosial dan internet. Inilah mengapa anak-anak perlu dibatasi penggunaan gadgetnya agar terhindar dan orang tua bisa mengawasi langsung aktivitas yang dilakukan anak saat menggunakan gadget," kata Puan.
Puan juga mendorong lingkungan di satuan terkecil seperti RT/RW ikut melakukan pengawasan karena anak-anak sering bermain bersama di sekitar lingkungan rumah mereka.
“Peran serta lingkungan di rumah juga diperlukan untuk membantu pengawasan anak-anak. Mungkin saat sedang mau ke warung atau salat di Masjid, orang dewasa bisa mengecek ketika anak-anak berkumpul bermain gadget bersama-sama,” ucap mantan Menko PMK tersebut.
Puan menilai, gotong royong dan kerja bersama semua pihak diperlukan dalam mengatasi fenomena judi online. Hal ini demi memastikan generasi muda terlindungi dari bahaya yang dapat merusak masa depan mereka.
"Upaya kolektif dan terkoordinasi adalah kunci untuk menciptakan lingkungan daring yang aman dan sehat bagi anak-anak dan remaja di Indonesia," pungkas Puan.