JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pemerintah membuka kembali penyelidikan atas kematian saksi kasus korupsi di Negeri Jiran bernama Teoh Beng Hock.
PM memastikan penyelidikan baru akan dilakukan dengan transparan, memenuhi unsur keadilan dan terbebas dari campur tangan eksternal.
“Saya telah mendengar keluhan dan permintaan dari keluarga [Teoh Beng Hock]. Saya telah mengikuti kasus ini dengan saksama sejak lama, dan sangat memahami perjuangan keluarga yang berkepanjangan untuk mendapatkan keadilan bagi almarhum," kata PM dalam unggahan Facebooknya pada Kamis 1 Agustus, dikutip dari The Sun Daily.
Sebelumnya, PM bertemu dengan keluarga Teoh di Putrajaya. PM menemui orang tua Teoh, Teng Shuw Hoi dan Teoh Leong Hwee, termasuk anaknya Teoh Er Jia, dan saudara kandungnya Teoh Lee Lan.
Ia mengatakan aparat yang mengusut kasus ini juga akan mempertimbangkan temuan Pengadilan Banding pada 5 September 2014.
“Saya menegaskan keputusan pemerintah untuk meminta polisi membuka kembali penyelidikan atas kematian mendiang Beng Hock,” sambungnya.
Teoh Beng Hock ditemukan tewas di lantai 5 Plaza Masalam di Shah Alam, Malaysia pada 16 Juli 2009.
Ia ditemukan meninggal dunia setelah memberikan kesaksian di kantor Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC). Kantor MAC terletak di lantai 14 di gedung yang sama Teoh ditemukan tak lagi bernyawa.
Pada tahun 2011, Komisi Penyelidikan Kerajaan (RCI) Malaysia menyimpulkan kematian Teoh akibat bunuh diri. Kesimpukan itu berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh MACC.