JAKARTA - Seorang masinis kereta api asal Spanyol dan mantan kepala keselamatan lalu lintas di operator infrastruktur kereta api nasional ADIF dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara atas kecelakaan kereta api yang menewaskan 79 orang pada 11 tahun lalu.
Dalam kecelakaan kereta api terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade, kereta Alvia 04155 berkecepatan tinggi dengan delapan gerbong berbelok keluar jalur di tikungan tajam dekat kota barat laut Santiago de Compostela, menabrak dinding beton dan terbakar.
Sebanyak 143 orang lainnya terluka dalam kecelakaan tahun 2013 tersebut.
Dilansir Reuters, Jumat, 26 Juli, hakim ketua Elena Fernandez Curras mengatakan ada dua elemen yang menyebabkan tergelincirnya kereta yakni perhatian pengemudi terganggu saat menerima panggilan, dan tidak ada sistem keselamatan jika pengemudi tidak mematuhi batas kecepatan.
Para terdakwa dan perusahaan asuransi ADIF dan Renfe dijatuhi hukuman membayar ganti rugi sebesar 25 juta euro (27,14 juta dollar AS) kepada para korban dalam persidangan perdata.
Setelah kecelakaan itu, ADIF mengidentifikasi lebih dari 300 titik di jaringan kereta api Spanyol yang memerlukan perubahan kecepatan.
BACA JUGA:
Investigasi yudisial atas kecelakaan itu rumit dan memakan waktu bertahun-tahun, sementara persidangan berlangsung selama 10 bulan. Hanya dua dari lebih dari 20 orang yang diselidiki akhirnya diadili.
Fernandez merevisi jumlah korban tewas resmi menjadi 79 dari 80 orang karena dia menganggap salah satu penumpang, yang meninggal beberapa minggu setelah kecelakaan, meninggal karena penyakit serius yang dideritanya, dan bukan karena cedera.
Kerabatnya masih akan mendapat kompensasi karena dia terluka dalam kecelakaan itu.