Bagikan:

JAKARTA - Angkatan Laut Ekuador siap melindungi laut di sekitar Kepulauan Galapagos dari penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing yang kunjungan tahunannya mengancam biota laut di perairan, menyusul latihan dengan sekutu tetangga.

Operasi pelatihan di sekitar Galapagos, yang terletak di antara cagar alam laut yang sangat beragam, dimulai pada tahun 2018 setelah pihak berwenang menangkap kapal di kawasan lindung tersebut pada tahun sebelumnya.

Kapal yang saat itu dikenal dengan nama Fu Yuan Yu Leng 999 itu mengibarkan bendera China dan membawa 300 ton ikan saat ditangkap.

“Masalahnya adalah jumlah kapal penangkap ikan asing mencapai titik di mana mereka mulai menjarah ekosistem,” kata kapten fregat Guillermo Miranda, komandan kapal yang ditangkap, yang kemudian diganti namanya menjadi Hualcopo setelah proses hukum menyerahkan kapal tersebut secara permanen ke Ekuador pada tahun 2017. 2020.

“Ketika mereka menangkap ikan, mereka mempengaruhi spesies yang bermigrasi, yang dalam banyak kasus merupakan bagian dari ekosistem laut Galapagos,” kata Miranda dilansir Reuters, Selasa, 23 Juli.

“Ini masalah yang cukup serius, tidak hanya terjadi di Ekuador,” imbuhnya.

Enam kapal Ekuador ikut serta dalam latihan dari tanggal 23 Juni hingga 9 Juli, bersama dengan kapal angkatan laut AS, Peru, dan Kolombia, di mana mereka melakukan simulasi operasi untuk mencegat dan menaiki kapal penangkap ikan.

Setiap tahun armada penangkapan ikan dalam jumlah besar, sebagian besar mengibarkan bendera Tiongkok, berlayar dekat Galapagos, yang mengilhami teori evolusi ilmuwan Inggris Charles Darwin pada abad ke-19.

Pemerintah Ekuador mengatakan kapal-kapal tersebut mematikan radar mereka agar aktivitas penangkapan ikan mereka tidak terpantau.

China mengatakan kapal penangkap ikannya mematuhi peraturan di perairan internasional, dan menambahkan bahwa karakteristik operasi kapal penangkap cumi-cumi tidak mengizinkan tangkapan sampingan hiu atau spesies laut dilindungi lainnya.